Sukses

Kemendag Telusuri Penyebab Lonjakan Harga Telur

Kemendag memastikan stok telur dan ayam masih mencukupi. ‎

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan harga telur dan daging ayam melonjak jelang Natal dan Tahun Baru. Namun kenaikan harga tersebut diharapkan tidak berlangsung lama.
 
Sekretaris Jenderal Kemendag Karyanto Suprih mengatakan, sejauh ini yang mengalami kenaikan harga adalah telur dan daging ayam. Sedangkan komoditas pangan selain itu cenderung stabil.
 
"Harga, yang agak lumayan ini telur dan unggas. Selebihnya bisa kita kendalikan, dan nggak semua tempat, di Jakarta beras murah," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (20/12/2017).
 
Saat ini Kemendag masih menelusuri penyebab kenaikan harga ini. Menurut Karyanto, ada sejumlah hal yang diperkirakan menjadi penyebab lonjakan harga tersebut, salah satunya soal cuaca. Namun dia memastikan stok telur dan ayam masih mencukupi.
"Sedang dicari tadi karena cuaca, pengiriman terhambat dan sebagainya. Tapi stok barang ada. Tapi kami meyakinkan kepada masyarakat itu stok barang ada, sehingga tidak akan terjadi gejolak. Kita akan ketemu dengan para pelaku usaha ayam dan telur," kata dia.
 
Selain itu, lanjut Karyanto, untuk mengendalikan harga telur, pihaknya berencana mengeluarkan kebijakan harga eceran tertinggi (HET) untuk komoditas tersebut. Namun hal tersebut masih dalam kajian. "(HET) Belum, dan sekarang sedang akan dicoba, ada harga acuan saja," tandas dia.
2 dari 2 halaman

Kemendag Bakal Turunkan Satgas Pangan agar Harga Terkendali

 Harga pangan merangkak naik menjelang hari raya keagamaan di sejumlah pasar tradisional di Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Kenaikan harga yang saat ini terjadi meliputi daging ayam ras dan telur ayam ras. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widayanti menuturkan hal itu saat rapat koordinasi (Rakor) menjaga ketersediaan pangan menjelang Natal dan Tahun Baru di Palangka Raya, Selasa (12/12/2017).

Ia mengakui, dari pantauan harga di Pasar Kahayan, Palangka Raya, pada Selasa pagi 12 Desember 2017, kenaikan harga ini terjadi pada harga ayam ras yang saat ini melonjak dari Rp 28 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp 34 ribu per kg.

Selain itu, harga telur ayam ras yang mencapai Rp 1.800 per butir, menurut dia bila dikonversi jadi satu kilogram, harganya mencapai Rp 28 ribu per kg.

Angka ini jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) telur yang hanya Rp 24 ribu per kg. Pemerintah, kata dia, memang tidak bisa memaksa pedagang harus ikuti HET yang ditentukan pemerintah.

"Tapi distributor jangan menjual berlebihan. Kita akan minta turunkan satgas pangan agar pedagang jujur menjual harga pangan," ujar dia.

Tjahya menambahkan, untuk harga beras medium di Palangka Raya, harganya normal dan jauh dari harga yang sudah ditentukan pemerintah. HET beras medium di Kalteng harganya Rp 9.950 per kg, tapi saat ini di pasaran harga Rp 8.000 per kg.

Ia menuturkan, pihak Kementerian Perdagangan secara masif akan terus melakukan operasi pasar beras medium supaya masyarakat yang merayakan Natal tidak kesulitan dapat beras yang harganya terjangkau.

"Jangan sampai saudara kita yang hendak merayakan Natal harus berpikir memasak apa karena harga-harga tinggi," ujar dia.