Sukses

1.186 Keluarga di Pulau Buru Nikmati Listrik Tenaga Surya

Pemasangan listrik merupakan upaya pemerintah, untuk memberikan rasa keadilan bagi masyarakat di wilayah terdepan, terluar dan terpencil.

Liputan6.com, Pulau Buru - Sebanyak 1.186 keluarga di Pulau Buru Maluku menikmati penerangan dari Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE‎). Pemasangan lampu tersebut merupakan upaya pemerintah, untuk memberikan rasa keadilan bagi masyarakat di wilayah terdepan, terluar dan terpencil (3T) dalam pemenuhan pasokan listrik.

Kepala Unit Pengendalian dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Simon Laksmono Himawan mengatakan, Pemasangan LTSHE menyasar desa-desa yang belum menikmati listrik. Dengan harapan, dapat menambah tingkat pemerataan listrik (rasio elektrifikasi) di Indonesia.

"Kita menge‎jar rasio elektrifikasi," kata Simo, di Pulau Buru, Maluku (21/12/2017).

Koordinator Pemasangan LTSHE PT Adya Winsa Electrical and Power kso Fokus Indolighting, Jarot Nurodin mengatakan,‎ Kementerian ESDM menargetkan‎ pemasangan LTSHE pada 1.864 rumah tangga di Maluku. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.186 rumah tangga yang mendapat LTSHE berada di Pulau Buru.

Di Pulau Buru terdiri dari dua kabupaten, yaitu Buru Selatan dengan jumlah penerima 875 rumah tangga dan Buru Selatan 311 rumah tangga.

Untuk Kabupaten Buru terdiri dari‎ Kecamatan Lolong Guba‎ di Desa Waengapan 100 keluarga, Lele 105 keluarga dan Nafrua 278 keluarga. Kecamatan Fena Leisela, Desa Waemite 136 keluarga, Desa Waereman 182 keluarga dan Wasi 74 keluarga.

Kabupaten Buru Selatan terdiri dari Kecamatan Namrole, di mana Desa Waenalut 98 keluarga,‎ Wamkana 23 keluarga,‎ Namrinat 83 keluarga, Labuang 83 keluarga‎ dan Waenono 24 keluarga.

‎Menurut Jarot, pemasangan 1.186 LTSHE di rumah penduduk di Pulau Buru sudah selesai. "Itu sudah kita kerjakan, semuanya sudah selesai," tutur Jaro.

2 dari 2 halaman

Jokowi Targetkan Seluruh Desa Papua Sudah Terang di 2018

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan seluruh wilayah desa di Papua dan Papua Barat bisa menikmati keberadaan listrik pada 2018. Hal ini ia sampaikan saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nabire dan Jayapura.

Jokowi menuturkan, tingkat elektrifikasi rendah paling banyak ada di Indonesia Timur, yakni Papua. Jumlah desa yang masih belum teraliri listrik mencapai 2000 desa.

"Tadi Pak Menteri sudah menynggupi tahun depan. Bukan saya, Pak Menteri loh ya, tahun depan menyanggupi, tahun depan di desa di tanah Papua kurang lebih 2000 akan teraliri listrik," kata Jokowi saat ditemui di Nabire, Kamis (21/12/2017).

Jokowi melanjutkan, listrik yang akan didapat desa ini merupakan kerja sama dari PLN dan Kementerian ESDM. Masyarakat yang daerahnya belum teraliri listrik PLN akan diberikan lampu listrik berbahan solar cell atau tenaga surya bantuan dari ESDM.

"Ya, tadi diduetkan PLN dengan cara-cara tadi, memasang tiang menarik transmisinya masuk ke desa. Tapi kalau lewat PLN aja berat dengan medan seperti itu, nanti makanya ESDM masuk dengan solar cell-nya. Nanti kita lihat ya akhir tahun 2018," tutur dia.

Di bawah pemerintahannya, Jokowi memang sedang menggenjot pembangunan, khususnya di daerah Papua. Hal ini dilakukan demi memberikan keadilan yang sama bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Supaya rakyat di Papua malam hari dapat menikmati penerangan, agar listrik, dan rakyat di desa dapat berperan. Anak-anak bisa belajar baik karena listrik ada," jelas Jokowi.

Jokowi berharap adanya PLTMG yang baru diresmikan juga akan dapat memberikan kebutuhan dasar listrik bagi masyarakat papua. Selain itu, PLTMG di Nabire dan Jayapura pun akan mampu meningkatkan iklim investasi di Bumi Cendrawasih

"Kemudian orang mau investasi di Papua atau di mana saja, berani masuk untuk bangun hotel, karena listriknya ada. Kalau tidak ada, orang akan mikir seribu kali, listrik jadi kunci investasi di Papua," ujar dia.

Pembangunan listrik pedesaan merupakan salah satu Program Strategis Pemerintah untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi (RE) dan Rasio Desa Berlistrik.

Dalam dua tahun terakhir PLN Wilayah Papua dan Papua Barat telah berhasil meningkatkan Rasio Elektrifikasi Papua dari 45,93 persen menjadi 50,11 persen dan Rasio Desa Berlistrik dari 22,02 persen pada tahun 2015 menjadi 29,53 persen pada 2017.