Sukses

Berawal dari Percetakan, Sukamdani Sahid Mampu Jadi Taipan Hotel

Indonesia kehilangan pengusaha nasional Sukamdani Sahid pada Kamis 21 Desember 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kehilangan salah satu pengusaha besar. Pengusaha hotel Sukamdani Sahid Gitosardjono tutup usia pada Kamis 21 Desember 2017. Pria kelahiran 14 Maret 1928 ini wafat pada pukul 09.15 WIB.

Sukamdani Sahid Gitosardjono merupakan pendiri jaringan hotel Sahid. Kesuksesan yang diraihnya saat kembangkan jaringan hotel Sahid tak semudah membalikkan tangan. Butuh kerja keras dan ketekunan untuk mengembangkan bisnis.

Apalagi Sukamdani, putra dari pasangan R. Sahid Djogosentono dan R Ngt Hj Sadinah yang bukan berasal dari keluarga berada.

Ayah Sukamdani, R. Sahid Djogosentono memiliki usaha jahit, sedangkan ibunya membuka warung kecil. Peran orangtua tersebut juga menciptakan jiwa wirausaha Sukamdani sejak kecil. Ia membantu ayah dan ibunya berjualan.

Sebelum menjadi pengusaha besar, ia sempat menjalani sejumlah pekerjaan mulai wirausaha hingga menjadi pamong praja.

Pada usia 17 tahun, saat perang kemerdekaan 1945, ketika itu kekurangan bahan pangan. Sukamdani berpikir bagaimana cara mencukupi bahan pangan untuk para tentara perang. Akan tetapi, pasokan bahan pangan tetap kurang meski penduduk juga memberikan bantuan pangan.

Kemudian ia mengumpulkan kain batik dari penduduk, yang akhirnya ditukar dengan beras. Bahan pokok itu yang diberikan kepada tentara. Pada 1952, ia pun mendirikan bisnis mensuplai bahan pangan kepada tentara. Usai perang selesai, Sukamdani meneruskan pendidikannya.

Sukamdani sempat bekerja sebagai pamong praja dan berdinas di Kantor Kecamatan Grogol, Sukoharjo. Kemudian ia pindah bekerja ke Kementerian Dalam Negeri, Jakarta lantaran gaji yang kurang. Sukamdani pun kembali pindah kerja ke NV Harapan Masa milik Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Demikian mengutip dari berbagai sumber yang dirangkum, Kamis (21/12/2017).

Dengan kerja keras, ia pun mendapat posisi sebagai Kepala Bagian Administasi. Tak puas dengan pengalaman yang didapat, ia pun menimba ilmu di Akademi Perniagaan Indonesia (API), dan lulus pada 1955.

 

2 dari 4 halaman

Bangun Bisnis Percetakan

Mungkin naluri mendirikan perusahaan bermula ketika membangun usaha percetakan. Sebelum lulus kuliah, suami dari Juliah ini mendirikan perusahaan percetakan berskala kecil. Usahanya pun ditekuni di sebuah rumah kecil sewaan. Awal mengembangkan usaha percetakannya bermula hanya dua buah mesin handpress yang dibeli di Solo. Ia membeli peralatan bisnis percetakan dari tabungannya.

Ayah dari lima anak ini berhasil mengembangkan usaha pada 1958. Hingga akhirnya menjadi direktur utama CV Masyarakat Baru. Usahanya ini bergerak di percetakan dan penerbitan.

Sukamdani mampu mendapatkan order dari Departemen Dalam Negeri dan Departemen Keuangan. Usaha percetakan makin berkembang. Bahkan ia memiliki tiga percetakan di Jakarta pada 1962 dan satu di Solo.

Karakter Sukamdani yang supel, senang berorganisasi dan pandai bergaul turut membantu saat menjalani bisnis. Karakter itu juga menjadi modalnya mengembangkan bisnis. Bahkan ia membuat organisasi yang terdiri atas pelaku bisnis memiliki usaha cetak di Indonesia.

Dari situ, Sukamdani kenal dengan Presiden Sukarno. Hal itu jadi kesempatan untuk memperluas jaringan usahanya. Bahkan dari usaha percetakan, ia membeli tanah dan rumah. Sekarang di atas tanah itu berdiri Hotel Sahid di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Berkat ketekunan dan dukungan istri Juliah, Sukamdani memperluas usahanya.

3 dari 4 halaman

Rambah Bisnis Hotel

Tak berhenti mengembangkan bisnis percetakan, Sukamdani juga membangun bisnis perhotelan. Dirinya tercetus mendirikan usaha hotel saat berada di Medan karena penerbangan sedikit dan selalu penuh, membuat dirinya menginap di hotel cukup lama.

Sukamdani pun mendirikan PT Sahid Trading dan Industrial Co pada 1960. Kemudian mengoperasikan Hotel Sahid Solo. Investasi membangun hotel itu berasal dari usaha percetakan dan dagang kertas. Bisnis hotel pun makin berkembang sehingga mendorong penambahan hotel baru. Ia menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Hotel Sahid Jaya Tbk (SHID). 

Sukamdani Sahid pun merambah bisnis lain. Ia mendirikan bisnis pendidikan antara lain Universitas Veteran Bandung Nusantara di Sukoharjo dan Akademi Perhotelan pada 1988 yang menjadi Universitas Sahid.

Di bidang organisasi, Sukamdani pernah menjabat sebagai ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia selama dua periode. Ia pernah jadi Ketua Umum Kadin pada 1982 dan 1985. 

4 dari 4 halaman

Tutup Usia

Untuk diketahui, Sukamdani Sahid Gitosardjono wafat pada Kamis, 21 Desember 2017 ini. Pendiri Sahid Group ini meninggal pukul 09.15.

Hal ini diungkapkan Sekretaris Perusahaan Sahid Grup, Aditya. "Iya saya mendapat kabar yang sama (Sukamdani Sahid) wafat," kata dia saat dikonfirmasi Liputan6.com.

Berdasarkan ucapan duka yang beredar, Sukamdani Sahid rencananya disemayamkan di Rumah Duka, Jalan Imam Bonjol No 50, Jakarta Pusat.

"Pemakaman ba'da Ashar, di Pondok Pesantren Modern Sahid, jl. Dasuki Bakri Km 6, kecamatan Pamijahan. Bogor. Mohon dimaafkan atas segala kesalahan kekhilafan alamarhum dan semoga almarhum Khusnul Khatimah," isi broadcast dari keluarga.

Sukamdani Sahid Gitosardjono merupakan kelahiran Solo, 14 Maret 1928. Dia merupakan pemilik jaringan Hotel Sahid dan Hotel Sahid Jaya International.

Sukamdani pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia selama dua periode, yakni 1982-1985 dan 1985-1988. Dia adalah putra pasangan dari R Sahid Djogosentono dan R Ngt Hj Sadinah.