Sukses

PKL Tanah Abang Jajakan Barang Harga Rp 5 Ribu-50 Ribu

Pedagang Kaki Lima (PKL) terus memadati lokasi depan stasiun Tanah Abang untuk berjualan.

Liputan6.com, Jakarta - Pedagang Kaki Lima (PKL) terus memadati lokasi depan stasiun Tanah Abang untuk berjualan. Pantauan Liputan6.com pada Sabtu (23/12/2017), PKL Tanah Abang menjajakan berbagai barang mulai dari aksesori, perlengkapan ponsel, sepatu, kerudung hingga beragam jenis pakaian.

Untuk aksesori, mereka jual dengan harga Rp 5.000. Sementara untuk pakaian harganya lebih beragam mulai dari Rp 25 ribu-Rp 50 ribu.

Pengunjung yang terpantau sendiri mayoritas adalah perempuan. Kebanyakan dari mereka datang ke sana untuk berbelanja pakaian.

Wati, salah seorang pengunjung mengatakan, ia sengaja datang untuk mencari baju dan kerudung. Belanja di PKL Tanah Abang menurut dia bisa mendapatkan harga lebih murah.

"Mau belanja murah, makanya ke sini. Banyak yang diobral juga jadi lebih banyak dapet barangnya," tutur dia.

Sementara pengunjung yang lain bernama Dini bercerita, ia mendapat informasi tentang keberadaan PKL dari berita. Jarak yang tidak terlalu jauh dari stasiun membuat wanita berkerudung ini sengaja mampir ke sana.

"Kemarin lihat di berita PKL boleh dagang lagi. Ini lihat-lihat aja sih, kan deket stasiun juga," tutur dia.

Sementara salah seorang PKL Tanah Abang bernama Muani menuturkan, adanya kebijakan yang baru ini membuat ia lebih nyaman berjualan. Ia mengaku bisa mendapat tenda setelah mendaftarkan data diri ke kecamatan.

"Ya enaknya sih begini soalnya tertib. Belum ada omongan ada bayaran apa enggak. Kalau bagus mah mending gini saja," ujar Muani.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Omzet PKL Tanah Abang

Sebelumnya, kebijakan penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Tanah Abang yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta kini memungkinkan pedagang untuk bisa berjualan dengan menggunakan tenda. Hal ini pun memberi angin segar pada pendapatan PKL Tanah Abang.

Salah seorang pedagang, Awih (24) mengaku, omzetnya meningkat dua kali lipat setelah berjualan dengan menggunakan tenda di Tanah Abang. Hal ini jauh berbeda dibanding saat ia berjualan di dalam.

"Biasanya di dalem Rp 1,2 juta sehari. Di sini kemarin dapet sih laris manis 2,5 juta," tutur dia saat ditemui Liputan6.com, Sabtu 23 Desember 2017.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Dewi (46). Meski belum tahu berapa kenaikan omzet yang didapatnya, wanita yang berjualan hijab ini mengaku pengunjung yang mendatangi lapaknya meningkat.

"Ya lumayan bu, rame, meningkat, tapi belum tahu berapa," kata dia.

Meski demikian, ada juga pedagang yang tidak merasakan kenaikan omzet. Dedi (33) salah satunya. Ia bercerita omzet yang didapatnya tetap sama seperti sebelum penertiban.

"Tidak meningkat, tetap sama. Ya mungkin karena masih baru ya," pungkas Dedi.

Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta menutup Jalan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, untuk PKL Tanah Abang berjualan. Jalan ditutup pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Kebijakan ini diambil Gubernur Anies Baswedan sebagai penataan kawasan Pasar Tanah Abang. Mantan Mendikbud itu mengatakan, dengan penataan seperti ini memberikan ruang kepada PKL untuk berjualan dengan tenang dan tidak perlu takut-takut atau kucing-kucingan dengan petugas untuk ditertibkan.