Sukses

Perjuangan PLN Terangi 8 Pulau Perbatasan RI

PLN melistriki 8 pulau terdepan Indonesia yang berbatasan dengan negara lain melalui 23 mesin pembangkit listrik tenaga diesel

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) siap mengoperasikan 23 mesin pembangkit listrik bertenaga diesel (PLTD) baru di 8 pulau terdepan di Indonesia. Total kapasitas pembangkit listrik ini mencapai 23.500 kilo Watt (kW)

Direktur PLN Regional Sumatera, Wiluyo Kusdwiharto mengatakan, mesin-mesin diesel dengan kapasitas 500 kW dan 1.000 kW itu ditempatkan di wilayah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Mesin ini akan beroperasi di penghujung 2017.

Adapun 8 pulau tersebut, antara lain Pulau Laut, Pulau Subi, Pulau Midai, Pulau Serasan, Pulau Sedanau, Pulau Tiga Sabang Mawang, Pulau Tiga Tanjung Kumbik, Pulau Natuna Selat Lampa dan Klarik.

Penempatan mesin pembangkit ini, diakui Wiluyo dapat menjadi modal kuat bagi pemerintah untuk menarik investor agar menanamkan modalnya di Natuna dan pulau-pulau sekitar. Alasannya ketersediaan listrik di 8 pulau tersebut sudah memiliki cadangan daya di atas 80 persen.

“Pengoperasian mesin-mesin pembangkit ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan taraf hidup, dan mencerdaskan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau perbatasan dengan China, Kamboja, Filipina, Vietnam, dan Malaysia,” kata Wiluyo dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (24/12/2017).

Tantangan Menerangi Pulau Terdepan

Dengan kondisi geografis Kabupaten Natuna yang dipisahkan oleh laut, upaya PLN melistriki sedikitnya 6 pulau menjadi hal yang tidak mudah. Sebanyak 23 unit mesin diesel diangkut dari pabrikan yang ada di Jakarta dan Surabaya dengan kapal berukuran besar.

“Setiba di lautan Natuna dengan terjangan ombak setinggi 4 sampai 7 meter, harus beberapa hari menunggu air pasang agar kapal pengangkut mesin dan material listrik yang lain bisa berlabuh di pinggiran pulau tujuan,” jelas Wiluyo.

Wiluyo melanjutkan upaya pemindahan mesin juga dilakukan dengan keterbatasan fasilitas sandar yang ada serta jalan akses, sehingga mesin pembangkit diesel dengan berat rata-rata 12 ton diangkut satu demi satu dari atas kapal melalui hamparan pasir pantai yang telah ditinggikan.

“Perkebunan milik penduduk menuju power house telah disiapkan pada lahan milik PLN, sehingga di penghujung 2017 siap dioperasikan untuk menerangi 8 pulau,” ucapnya.

Untuk diketahui, PLN telah menerangi 58 desa dari 76 desa. Dan dari 9 pulau yang telah menikmati listrik, sebanyak 6 pulau yang sudah mencatatkan rasio kelistrikan 100 persen.

Tonton Video Pilihan Ini

 

2 dari 3 halaman

PLN Terangi 191 Desa Terpencil di Papua dan Papua Barat

PLN terus berupaya mengalirkan listrik ke seluruh pelosok Tanah Air termasuk desa dan wilayah terpencil. Hingga kini PLN mampu menerangi 191 desa di Papua dan Papua Barat.

Sebanyak 74 dari 191 desa yang terlistriki itu akan diresmikan serempak oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Nabire pada 20 Desember 2017.

Direktur Bisnis PLN Regional Maluku dan Papua Ahmad Rofiq mengatakan, banyak tantangan yang dihadapi PLN saat melistriki daerah terpencil di Papua dan Papua Barat. Sulitnya mobilisasi alat, medan lokasi yang berat hingga masalah sosial jadi tantangan yang sering dihadapi.

"Namun senyum puas warga yang akhirnya bisa menerima listrik menjadi kebahagiaan kami dan memacu kami untuk terus melistriki desa-desa lainnya," tutur dia di Nabire, Papua Barat, Selasa (19/12/2017).

Rofiq melanjutkan, untuk 74 desa, total unvestasi yang dilakukan PLN sebanyak Rp 150 miliar dengan jumlah kepala keluarga (KK) yang sudah tersambung di 74 desa tersebut sebanyak 1040 KK.

Untuk melistriki satu KK membutuhkan biaya 150 juta per KK hal ini disebabkan beratnya geografis desa yang akan dialiri listrik.

3 dari 3 halaman

Listriki Nabire

Khusus untuk Nabire, pada bulan desember PLN akan ada dua desa yang dilistriki PLN, yakni Bomopai Distrik Yaro dan Parauto. Kedua desa ini akan mendapatkan suplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nabire dengan kapasitas 20 MW.

Desa Bomopoi berjarak 60 km dari pusat kota Nabire, dengan 63 kepala keluarga dengan latar belakang penduduk sebagai petani. Untuk memasok kelistrikan di desa tersebut, PLN membangun JTM 3.25 kms. Selain itu, PLN juga membangun JTR 1 kms dan Gardu 50 KVA.

Sementara itu, Desa Parauto berjarak 66 km dari pusat kota nabire, dengan 48 kepala keluarga dengan mata pencaharian terbesar sebagai petani. Untuk menyalurkan listrik ke rumah warga, PLN telah membangun JTM 6,25 kms, JTR 0,9 kms dan Gardu 25 KVA.

Dalam dua tahun terakhir, PLN Wilayah Papua dan Papua Barat telah berhasil meningkatkan rasio elektrifikasi Provinsi Papua dari 45,93 persen menjadi 50,11 persen dan rasio desa berlistrik dari 22,02 persen pada tahun 2015 menjadi 29,53 persen pada tahun 2017.

Sedangkan untuk Provinsi Papua Barat, rasio elektrifikasi meningkat dari 82,7 persen menjadi 91,76 persen dan rasio desa berlistrik dari 33,23 persen pada tahun 2015 menjadi 54,47 persen pada tahun 2017.