Liputan6.com, Beijing - AG600, pesawat amfibi terbesar di dunia milik China, sukses melakukan penerbangan perdananya pada hari ini, Minggu (24/12/2017) dari sebuah bandara di tepi Laut China Selatan.
Seperti dilansir dari Reuters, ini merupakan langkah terakhir yang dilakukan China dalam program modernisasi militer. China telah meningkatkan riset mereka dalam peralatan militer karena ingin melakukan pendekatan yang lebih tegasterhadap sengketa teritorial di beberapa tempat seperti Laut China Selatan, perseteruan yang menegangkan di wilayah Asia Pasifik dan Amerika Serikat.
Â
Advertisement
Televisi China menunjukkan foto AG600 yang lepas landas dari bandara Zhuhai di provinsi Guangdong, yang berada di pantai Laut Cina Selatan. Pesawat tersebut kembali sekitar satu jam kemudian dan mendarat dengan perlahan diiringi musik khas militer dan disambut oleh masyarakat yang melambai-lambaikan bendera China.
Kantor berita Xinhua mengatakan, pesawat tersebut adalah "roh pelindung laut, pulau dan terumbu karang". Pesawat ini telah dijadwalkan untuk melakukan penerbangan pertamanya di awal tahun ini, namun tidak jelas mengapa penerbangan tersebut tertunda dan uji coba baru dilakukan pada bulan April.
Perusahaan Industri Penerbangan China (AVIC) telah menghabiskan hampir delapan tahun mengembangkan pesawat terbang, yang kira-kira berukuran sebesar Boeing Co 737 dan dirancang untuk melakukan penyelamatan di laut dan kebakaran hutan.
Namun, media pemerintah juga mencatat potensi penggunaan pesawat ini di Laut China Selatan, di mana China, Vietnam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Brunei memiliki klaim yang tumpang tindih atas laut tersebut.
Selanjutnya
Perancang utama AG600, Huang Lingcai mengatakan bahwa AG600 dapat melakukan perjalanan pulang-pergi tanpa mengisi bahan bakar dari provinsi Hainan ke James Shoal, seperti yang dikutip oleh China Daily pada awal bulan ini.
Didukung oleh empat mesin turboprop, AG600 dapat membawa 50 orang selama misi maritimnya dan dapat menangkup 12 metrik ton air dalam waktu 20 detik untuk memadamkan kebakaran.
Pesawat tersebut telah menerima 17 pesanan dari departemen pemerintah China dan juga perusahaan di China. Pesawat ini memiliki jangkauan penerbangan maksimum 4.500 km (2.800 mil) dan berat lepas landas maksimum 53,5 ton. Pesawat ini juga bisa menggunakan bandara konvensional dan juga melakukan lepas landas dari laut.
China saat ini berada di tengah program modernisasi militer besar-besaran, mulai dari pengujian rudal hingga pembangunan kapal induk pribumi pertama mereka, selain yang pernah mereka beli dari Ukraina.
Advertisement