Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) menugaskan PT Badak NGL mengoptimalkan pemanfaatan aset fasilitas pengolahan gas bumi menjadi gas alam cair ( kilang Liqufied Natural Gas/LNG) Badak.
Penugasan tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian pengoperasian, pemanfaatan dan optimalisasi aktivakilang LNG Badak yang terletak di Bontang Kalimantan Timur.
Hal ini merupakan rangkaian proses pengelolaan kilang LNG Badak yang telah ditetapkan sebagai Barang Milik Negara sesuai keputuan Menteri Keuangan Nomor 92/KMK.06/2008.
Advertisement
Wakil Menteri Keuanganan Mardiasmo mengatakan, penandatanganan perjanjian ini merupakan tindak lanjut dari surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor S-303/MK.6/20017 yang menunjuk PT Badak NGL sebagai operator kilang. Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk mempertahankan operasi kilang LNG Badak pasca 2017.
Baca Juga
"Sebagaimana diketahui oleh kita bersama Menteri Keuangan telah menunju PT Badak NGL sebagai operator kilang dalam rangka pemrosesan gas menjadi LNG di kilang LNG Badak," kata Mardiasmo, saat menghadiri penandatanganan perjanjian, di Jakarta, Kamis (28/12/2017).
LMAN yang menjadi kepanjangan tangan Direktorat Jendera Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, telah menetapkan skema baru dalam pengoperasian kilang LNG Badak pasca 2017.
Dalam skema tersebut, LMAN sebagai pemilik aset kilang LNG Badak, PT Badak NGL selaku operator kilang, dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) dan Kontraktor Kontra Kerjasama (KKKS) sebagai produsen gas yang memiliki perjanjian sendiri-sendiri dengan LMAN.
"LMAN BLU yang dibentuk Kementerian Keuangan ditugasi secara khusus menjadi operator pengelola barang negara untuk optimalisasi manajemen aset supaya mendapat manfaat ekonomi lebih baik dan manfaat sosilal lebih optimal sehingga mengarah pada revenue lebih baik," ungkap Direktur Jenderak Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Peran Penting di Industri Hulu
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, Kilang LNG Badak memiliki peran penting pada industri hulu migas. Pasalnya, infastruktur gas tersebut mengelola gas bumi yang dihasilkan dari lapangan-lapangan migas yang nilai investasinya sangat besar dan menyumbang penerimaan negara.
"Kilang LNG bagian sangat penting bagi hulu migas, contoh saat ini ada proyek Jangkirik dioperatori Eni nilai investasi Rp 52,7 triliun, ada proyek IDD baru lapangan Bangka oleh Chevron nilai investasi Rp 10 triliun. Kedua lapangan tersebut membutuhkan fasilitas di bontang yang dioperasikan Badak NGL, jadi jika ada masalah di Badak proyek investasi besar itu akan terganggu, juga akan tergangu penerimaan negara," papar Amien.
Seperti yang kita ketahui bersama fasilitas operasi Kilang LNG Badak merupakan yang tertua di dunia dan telah beroperasi lebih dari 40 tahun.
Hal ini membuktikan kepada dunia lndonesia memiliki fasilitas kilang kelas dunia dan memiliki sumber daya manusia yang unggul.
Fasilitas Kilang LNG Badak memiliki nilai sebesar Rp 16 triliun yang terdiri dari 5 train atau kilang pemrosesan LNG, 6 tangki penyimpanan LNG, 5 tangki penyimpanan LPG, dan 3 loading dock dan utilitas Iainnya.
Advertisement