Sukses

Wamen ESDM: Gross Split Sebab Lelang Migas RI Diminati Investor

Dari 7 ‎WK atau blok migas konvensional yang dilelang melalui penawaran langsung, ada 5 blok migas yang diminati investor.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyatakan, pemberlakuan bagi hasil minyak dan gas bumi (migas) gross split yang membuat lelang Wilayah Kerja (WK) Migas Indonesia kembali diminati investor.

Dari 7 ‎WK atau blok migas konvensional yang dilelang melalui penawaran langsung, ada 5 blok migas yang diminati investor. Tercatat 20 dokumen lelang telah diakses oleh 13 ‎perusahaan migas dari luar dan dalam negeri.

‎"Untuk WK penawaran langsung diminati 5 WK dari 7 WK. Itu diakses dan diajukan oleh penawaran beberapa perusahaan,‎" kata dia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (29/12/2017).

Menurut Arcandra, dua tahun belakangan ini, akibat kebijakan skema bagi hasil cost recovery, blok migas yang dilelang Indonesia sepi peminat.

‎" Pada 2015 sebanyak 8 WK.Kemudian di 2016 sebanyak 14 WK migas yang dilelang tidak ada yang meminati, meski cost recovery, tolong lihat mana yang menarik gross split atau cost recovery," tutur Arcandra.

Perusahaan yang tertarik dengan 5 blok migas untuk lelang tahap I 2017 diantaranya adalah Mubadala Petroleum, yang meminati Blok Andaman I. Repsol Exsploración SA, EMP TBK dan Konsorsium Premier Oil Far East Ltd, Mubadala Petroleum serta Kris Energy meminati Blok Andaman II.

Kemudian PT Tansri Madjid Energy meminati Blok Merak Lampung, PT Saka ‎Energi Indonesia meminati Blok West Yamdena.

 

2 dari 2 halaman

Lelang Blok Migas 2017

Pada lelang blok migas tahap I 2017, pemerintah melelang 15 blok migas. Ini terdiri dari 10 blok migas konvensional dan lima blok migas nonkonvensional. Sebanyak 10 blok migas konvensional ini memiliki potensi cadangan minyak sekitar 830 juta barel dan gas 22 triliun kaki kubik.

Sementara potensi minyak untuk lima blok migas nonkonvensional sekitar 640 juta barel dan gas 17 triliun kaki kubik.

Untuk blok migas konvensional yang dilelang melalui penawaran langsung adalah Blok Andaman I dan Andaman II di lepas pantai Aceh, South Tuna di lepas pantai Natuna, Merak Lampung di lepas pantai dan daratan Banten-Lampung, Pekawai di lepas pantai Kalimantan Timur, West Yamdena di lepas pantai dan daratan Maluku, dan Kasuri III di Papua Barat.

Sementara yang ditawarkan dengan lelang reguler yakni Blok Tongkol di lepas pantai Natuna, East Tanimbar di lepas pantai Maluku, dan Mamberano di daratan dan lepas pantau Papua.

Selanjutnya, tiga blok migas non konvensional dilelang melalui penawaran langsung adalah MNK Jambi I di Jambi, MNK II di Jambi dan Sumatera, serta GMB West Air Komering di Sumatera Selatan. Terakhir, GMB Raja dan GMB Bungamas di Sumatera Selatan ditawarkan melalui lelang reguler.