Sukses

Harga Emas Kembali Reli, Ikuti Kenaikan Harga Paladium

Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari berakhir di angka US$ 1.316 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas memperpanjang reli di awal perdagangan 2018 dan menyentuh level tertinggi sejak akhir September. Pendorong kenaikan harga emas karena mengikuti penguatan harga paladium dan juga pelemahan nilai tukar dolar AS.

Mengutip Reuters, Rabu (3/1/2018), harga emas di pasar spot naik 1 persen ke level US$ 1.315,11 per ounce setelah sebelumnya sempat mencapai US$ 1.315,46 per ounce yang merupakan level tertinggi sejak 20 September 2017.

Harga emas terus meningkat di setiap sesi perdagangan sejak 15 Desember.

Untuk harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari berakhir di angka US$ 1.316 per ounce.

Pendorong penguatan harga emas salah satunya adalah kenaikan harga paladium karena adanya kekhawatiran kurangnya pasokan. Harga paladium melonjak 57 persen sepanjang 2017 kemarin.

Sedangkan pendorong kenaikan harga emas lainnya adalah nilai tukar dolar AS yang melemah. Indeks dolar AS jatuh ke level terendah dalam 3 bulan karena ekspektasi laju kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS yang lambat.

"Emas reli karena merupakan bagian dari pelemahan dolar AS," jelas Rob Haworth, senior investment strategist di U.S. Bank Wealth Management, Seattle.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Bisa Sentuh US$ 1.500 per Ounce

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kitco, perusahaan jual beli komoditas logam asal Kanada, harga emas akan terus melambung pada 2018.

Survei online yang dilakukan kepada lebih dari 1.500 reponden tersebut menyimpulkan bahwa sekitar 975 responden atau kurang lebih 64 persen memperkirakan harga emas akan di atas US$ 1.300 per ounce yang merupakan level penutupan pada 2017.

Mengutip kitco.com, Selasa (2/1/2018), terdapat 360 suara atau 24 persen yang menyatakan harga emas akan berada di atas US$ 1.500 per ounce. Sedangkan 264 responden lain atau kurang lebih 17 persen melihat harga emas akan berada di kisaran US$ 1400 per ounce hingga US$ 1499 per ounce.

Sementara itu, 351 responden atau 23 persen mengatakan bahwa harga emas akan berada di kisaran US$ 1300 per ounce hingga 1.399 per ounce hingga akhir 2018.

Beberapa alasan yang membuat harga emas bakal melambung di tahun ini adalah kenaikan inflasi AS dan nilai tukar dolar AS yang diperkirakan bakal melandai.

Alasan lain, harga saham telah melonjak cukup tinggi di 2017 kemarin. Angka lonjakan tersebut sudah melampaui batas wajar sehingga kemungkinan besar bursa saham akan terpuruk di 2018.

Dengan adanya penurunan bursa saham maka orang-orang akan memindahkan aset mereka ke logam mulia sebagai aset safe haven. Tentu saja, dengan permindahan tersebut akan membuat permintaan meningkat dan kenaikan harga emas.