Sukses

Kementerian PUPR: 5 Musibah Girder Roboh, Penyebabnya Sama

Salah satu kemungkinan kegagalan pemasangan girder disebabkan oleh pekerja yang sudah tidak fokus.

Liputan6.com, Jakarta - Proyek Tol Depok-Antasari menambah daftar kegagalan pemasangan girder dalam proyek infrasturktur yang telah dibangun. Tercatat, sudah ada 5 kegagalan pemasangan girder sejak 2017. 

Kelima proyek tersebut adalah Jembatan Overpass Caringin Ruas Tol Bocimi, Jembatan Overpass Tol Paspro, Jembatan Ciputrapinggan Ruas Banjar-Pangandaran, Jembatan Overpass Tol Pemalang-Batang, dan terakhir Jembatan Depok-Antasari.

Direktur Jembatan Kementerian PU-PR Iwan Zakarsih menilai, kegagalan tersebut disebabkan masalah yang serupa.

"Masalahnya sama, karena careless. Careless tuh kamu kalau makan tidak cuci tangan meskipun kamu tahu kalau makan harus cuci tangan soalnya kalau tidak cuci tangan bisa penyakitan," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com di kantornya, Kamis (4/1/2018).

Kemungkinan kegagalan juga disebabkan oleh pekerja yang sudah tidak fokus. Itu terlihat dari rentetan kejadian yang terjadi saat berdekatan maupun hari libur.

Sebut saja, Jembatan Overpass Tol Paspro pada Minggu 29 Oktober 2017, Jembatan Ciputrapinggan Ruas Banjar-Pangandaran pada Sabtu 9 Desember 2017, hingga terakhir Tol Depok-Antasari usai libur panjang 2 Januari 2018.

"Ibaratnya, kecerobohan, kelalaian terus kemudian dalam keadaan mungkin diburu-buru waktu, dan kejadian rata-rata saat Sabtu, Minggu kemudian hari libur. Jadi mungkin pikirannya sudah tidak fokus," jelas dia.

Terkait dengan Tol Depok-Antasari, pihaknya mengatakan, kontraktor harus melakukan penggantian. Sejak Februari 2017, kontruksi proyek dilaksanakan oleh PT Girder Indonesia.

"Iya (ganti), kecuali korban meninggal urusannya sudah macam-macam, Polisi. Kalau konstruski ganti, karena masih proses pelaksanaan, belum serahterimakan," ujar dia.

Belajar dari kegagalan itu, Kementerian PU-PR mengistruksikan untuk proyek jembatan panjang menggunakan girder tipe U. Kemudian, untuk pengangkatannya, menggunakan frame baja.

"Kemudian gantungannya pakai, tidak hanya lilitan sling tapi pakai baja frame. Ini lebih stabil, dia tidka bisa goyang," ujar dia.

Selanjutnya, landasan peletakan girder mesti lebih lebar. "Kemudian bantalannya kita lebarkan," tukas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kementerian PUPR Perbaiki Standar Operasional Pemasangan Girder

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan memperbaiki Standar Operasional ‎(SOP) pemasangan bantalan tol (girder). Lantaran kegagalan pemasangan girder telah terjadi beberapa kali.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono ‎mengatakan, teknik pengangkatan girder bisa dilakukan berbagai cara. Salah satunya dengan mengalungkan kemudian ditarik ke atas.

"Jadi girder yang diangkat itu bisa macam-macam. Jadi ada yang dikalungi, ada yang diangkat dari atas, jadi saya kira sedikit masalah teknis," kata Basuki, di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Rabu (3/1/2018).

Untuk menghindari kegagalan pemasangan girder terulang, Basuki dan jajarannya akan memperbaiki SOP pemasangan girder. Dia mencontohkan, teknik pemasangan girder tidak lagi dikalungkan karena riskan terjatuh, diubah dengan menggunakan media anting-anting.

"Sekarang diperbaiki SOP-nya. Jadi itu masalah teknis dan manajerial. Artinya ada masalah teknis dan manajerial, itu SOP, ada perbaikan sedikit," ujar dia.

Basuki menuturkan, perbaikan SOP sangat penting, karena akan ada 120 girder yang dipasang di Tol Trans Jawa. SOP yang telah diperbaiki akan diterapkan pada pembangunan seluruh ruas jalan tol.

"Artinya ada masalah teknis dan manajerial, itu SOP, ada perbaikan sedikit, karena banyak sekali yang akan dipasang di Trans Jawa ini. Karena 120 border girder yang akan dipasang," ujar dia.