Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI diminta untuk meniru konsep yang telah dijalankan Pemerintah Kota Bandung dalam penataan Pedagang Kaki Lima (PKL), terutama penataan PKL di kawasan Tanah Abang, tepatnya di sekitar stasiun.
Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, menyayangkan rekayasa lalu lintas yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini berimbas pada dibebaskannya PKL berjualan di jalan.
"Seharusnya pemerintah DKI bisa contoh Bandung seperti membuat area Cihampelas, PKL di atas dan di bawah semua masih bisa aktivitas," kata Djoko dalam diskusi di Hotel Milenium, Jakarta, Kamis (4/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dia berpendapat, dengan diizinkannya PKL berjualan di jalan, hal itu melanggar Undang-Undang. Sesuai dengan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyebutkan, jalan adalah seluruh bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel.
Tidak hanya itu, sesuai dengan UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.
Dari UU tersebut disimpulkan bahwa jalan harus digunakan untuk lalu lintas umum, sedangkan PKL bukan menjadi bagian dari lalu lintas.
Dalam rangka mengurangi kemacetan di sekitar Stasiun Tanah Abang, Djoko sependapat dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) di mana diusulkan dibangun jembatan penghubung antara Stasiun Tanah Abang ke Pasar Tanah.
"Mungkin untuk jangka waktu dekatnya, saya rasa pembangunan jembatan penyebrangan yang nantinya akan terhubung langsung ke Pasar Tanah Abang itu tepat," tegas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi Puji Penataan PKL Teras Cihampelas Bandung
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi Teras Cihampelas, Bandung, Jawa Barat. Ikon baru kota Bandung ini menjadi tempat berkumpulnya pedagang kaki lima (PKL).
Selama peninjauan, Jokowi didampingi Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Jokowi mengapresiasi pola penataan kota yang berbeda di Bandung. Pemerintah Kota Bandung bisa menyiasati keterbatasan lahan dengan inovasi dan bermanfaat bagi masyarakat utamanya PKL.
"Saya kira ini sebuah penghargaan yang sangat baik terhadap pedagang kaki lima. Penataan dan penempatannya juga ditata sangat rapi. Ini juga menjadi sebuah daya tarik bagi wisatawan," kata Jokowi di lokasi, Rabu (12/4/2017).
Teras Cihampelas memang baru diresmikan pada 4 Februari 2017. Setelah dibuka, tempat ini jadi buah bibir karena konsepnya yang berbeda dengan lokasi PKL lainnya.
Teras Cihampelas pada dasarnya merupakan sebuah jembatan khusus pejalan kaki hampir 500 meter dan lebar sekitar 7-8 meter itu. Jembatan ini didesain berbeda sehingga tetap nyaman bagi pejalan kaki meski PKL berdagang di sepanjang jembatan.
"Itu tentu saja akan semakin menarik pembeli untuk datang ke sini," ungkap dia.
Jokowi meminta setiap daerah mengembangkan potensi mereka masing-masing. Pembangunan daerah juga harus fokus pada keunggulan yang dimiliki daerah. Teras Cihampelas, menurut dia, membuktikan Bandung sudah memaksimalkan potensi itu.
"Kekuatan di Bandung adalah di barang-barang suvenir, cendera mata, serta fashion, seperti kaus, jaket, dan tas. Saya kira kekuatannya di situ dan itu tampak di Teras Cihampelas ini. Kuliner juga tadi penyajiannya dengan warung atau kios yang ditata rapi dan bersih. Saya sangat menghargai sekali," jelas Jokowi.
Jokowi ingin, konsep semacam ini bisa ditetapkan di semua daerah di Indonesia. Pemerintah harus pandai mencari solusi atas keterbatasan lahan yang tak bisa dihindari.
"Ini sebuah model penataan PKL yang baik, sebuah contoh penataan kota yang baik, bagi kota yang sudah tidak memiliki lahan untuk penataan. Saya kira kota-kota yang lain bisa melihat. Meniru itu kan paling mudah. Datang, dilihat, dan tiru," pungkas Jokowi.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
Advertisement