Sukses

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Pembangunan SDM

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memberikan orasi ilmiah dalam Dies Natalis ke-55 Universitas Brawijaya pada Jumat 5 Januari 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memberikan orasi ilmiah dalam Dies Natalis ke-55 Universitas Brawijaya pada Jumat, 5 Januari 2018.

Sri Mulyani menyampaikan hal tersebut lewat akun media sosial Facebook dan Instagram @smindrawati, Sabtu (6/1/2018).

Sri Mulyani menulis, pembangunan sumber daya manusia (SDM) adalah kunci bagi perkuatan momentum dan pemerataan kesejahteraan. Sejak 2009, sesuai amanat konstitusi, pemerintah mengalokasikan 20 persen dari belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pendidikan.

"Belanja pendidikan terus meningkat signifikan dari sekitar Rp 208 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 444,1 triliun di tahun 2018," tulis Sri Mulyani.

Lebih lanjut ia mengatakan, investasi SDM kedua adalah perbaikan kesehatan. Sejak 2015, alokasi anggaran kesehatan mencapai 5 persen dari APBN untuk mendanai program Indonesia sehat (Jaminan Kesehatan Nasional), program KB, sertifikasi obat dan makanan, imunisasi, pencegahan stunting, dan lain-lain.

"Menghadapi tantangan ke depan yang penuh perubahan dinamis dan semakin berat, diperlukan SDM Indonesia yang memiliki kompetensi hard skill dan soft skill yang memadai. Dan peranan universitas sangatlah krusial," jelas dia.

Sri Mulyani menambahkan, hard skill diwijudkan dengan penciptaan sistem pendidikan yang dapat mempersiapkan SDM untuk memasuki pasar tenaga kerja yang semakin hari semakin cair dan fleksibel, termasuk kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang.

Adapun soft skill dibangun dengan pembentukan karakter, integritas, komunikasi, serta kemampuan untuk bekerja sama atau bersinergi dari umat manusia. "Soft skill SDM Indonesia sangat diperlukan terutama karena negara ini masih menghadapi tantangan berat dalam pemberantasan korupsi. Indonesia menempati peringkat 90 dari 176 negara yang dinilai," tulis Sri.

Sri Mulyani berharap Universitas Brawijaya turut menjaga agar integritas SDM yang dididiknya dapat membantu Indonesia menjadi negara yang lebih bersih. Ini adalah hal yang tidak bisa ditunda-tunda karena korupsi menurunkan martabat kita sebagai bangsa.

"Kepada para civitas academica Universitas Brawijaya yang hadir pada hari ini saya ingin mengajak agar lembaga ini terus mengawal dan membantu menciptakan cita-cita kesejahteraan masyarakat sesuai cita-cita kemerdekaan, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan berkesinambungan, melalui fungsi pendidikan," jelas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani: Bantuan Permodalan untuk Ultra Mikro Ditambah

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut alokasi anggaran untuk program Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di 2018 ini mencapai Rp 2,5 triliun. Anggaran itu meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 1,5 triliun.

"Pertengahan tahun ini akan kami evaluasi. Kalau berjalan baik, bisa ditambah lagi anggarannya di tahun berikutnya," kata Sri Mulyani di Pasar Besar Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (4/1/2018).

Ia menambahkan, pada 2017 UMi masih program awal. Di tahun lalu, dari anggaran yang dialokasikan itu telah disalurkan kepada 307.032 debitur. Sementara di tahun ini diharapkan mampu disalurkan ke 800 ribu nasabah UMi.

Tiap nasabah bisa mendapat bantuan permodalan mulai antara Rp 5 juta dan maksimal Rp 10 juta. Dana yang diterima pelaku usaha itu bukan bantuan sosial, melainkan dana bergulir. Nasabah yang sebelumnya sudah menerima program UMi, dipersilakan mengajukan tambahan lagi.

“Kalau ada yang ingin tambah, silakan mengajukan lagi. Pemerintah berharap dengan akses pendanaan itu, masyarakat bisa mendapat dana modal kerja dengan bunga sangat rendah,” ujar Sri Mulyani.

Ia menambahkan, UMi juga diharapkan menyasar koperasi yang dalam kondisi baik tapi tetap butuh bantuan permodalan. Terutama koperasi yang menjadi penyalur program UMi ke pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Dalam aturannya, kita cari koperasi yang berfungsi baik sebagai penyalur. Laporan yang saya terima, masih sedikit koperasi yang masuk kategori sehat sebagai penyalur,” papar Sri Mulyani.

Ini menjadi pekerjaan rumah agar koperasi juga dibina sehingga bisa semakin kuat dan sehat. Akses permodalan menjadi salah satu upaya pemerintahan Presiden Jokowi agar pembangunan turut dinikmati masyarakat.

“Presiden mengingatkan seluruh pembangunan bisa dinikmati masyarakat. Akses permodalan adalah salah satunya,” kata Sri Mulyani.