Sukses

Penumpang Pesawat Naik 7,8 Persen Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Arus penumpang meningkat saat libur Natal dan Tahun Baru meningkatkan realisasi penerbangan tambahan.

Liputan6.com, Jakarta - Arus penumpang pesawat secara total naik signifikan hingga H+4 pada Jumat 4 Januari 2018. Hal tersebut berimbas pada penerbangan tambahan (extra flight) yang juga terealisasi sangat tinggi pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2018.

Dari pemantauan Posko Ditjen Perhubungan Udara, hingga H+4, extra flight penerbangan domestik terealisasi 74,55 persen, yaitu 779 penerbangan dari 1.045 penerbangan ekstra yang direncanakan.

Sedangkan untuk extra flight penerbangan internasional terealisasi 98,61 persen, yaitu 71 penerbangan ekstra yang terealisasi dari 72 penerbangan ekstra yang direncanakan.

Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso menyambut baik realisasi extra flight yang tinggi tersebut. Hal ini menandakan penyelenggaraan penerbangan ternyata juga bisa dilakukan di waktu-waktu yang dianggap tidak favorit dan tetap diminati penumpang.

Jika hal tersebut bisa tetap dilaksanakan di luar waktu peak season, tentu bisa mengurangi beban operasional bandara pada jam-jam sibuk. Dan dengan demikian keselamatan penerbangan juga bisa semakin ditingkatkan.

"Extra Flight itu dilakukan di jam-jam yang dianggap tidak favorit bagi penumpang, seperti di siang tengah hari atau malam dini hari dan ternyata tetap diminati, terlepas bahwa saat ini adalah peak season. Jika penerbangan di waktu-waktu tersebut juga dilaksanakan di luar peak season oleh maskapai penerbangan, tentu slot penerbangan akan bisa disebar lebih merata," kata Agus kepada wartawan, Sabtu (6/1/2018).

Dengan demikian, Agus menuturkan, beban kerja pengatur penerbangan juga bisa lebih diratakan dan lebih ringan karena konsentrasi pengontrolan bisa diratakan. Hal tersebut sangat berarti untuk lebih meningkatkan keselamatan penerbangan.

Menurut Agus, memang tantangan dalam hal pengaturan slot time penerbangan adalah keinginan maskapai dan penumpang untuk melakukan operasional pada jam-jam tertentu yang sering disebut peak hour atau golden time. Yaitu pada pagi hari antara pukul 06.00 – 09.00 dan sore hari antara pukul 16.00 – 17.00. Hal tersebut berkaitan dengan aktivitas kegiatan masyarakat dan juga jam operasional bandara.

Semua maskapai selalu ingin melakukan operasi penerbangan pada peak hour atau golden time tersebut, sehingga mengakibatkan padatnya jadwal penerbangan dan beban kerja yang tinggi terkonsentrasi pada pengatur operasional penerbangan baik itu dari pihak bandara, maskapai, ground handling maupun navigasi penerbangan. Sementara itu jadwal penerbangan di luar peak hour atau golden time tersebut cenderung sedikit bahkan boleh disebut kosong.

"Operasional extra flight saat peak season sangat bagus untuk dijadikan bahan pelajaran bagi para penyelenggara penerbangan dan masyarakat untuk lebih bisa mengatur waktu penerbangan sehingga lebih merata setiap harinya. Dengan demikian keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan juga bisa lebih ditingkatkan,” kata Agus.

Sementara itu, dari laporan oleh Pos Koordinasi Direktorat Jenderal Perhubungan memasuki H+4 (Jumat, 4 Januari 2018), arus penumpang penerbangan domestik Nataru 2017/2018 secara total (H-7 hingga H+3) mengalami kenaikan 7,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Jumlah penumpang pesawat yang berangkat tahun ini di 35 bandara yang dipantau mencapai 5.219.821 penumpang, sedangkan tahun lalu adalah 4.838.132 penumpang. Sementara untuk penerbangan internasional turun 1,72 persen yaitu dari 829.251 penumpang tahun lalu menjadi 815.003 penumpng tahun ini dari 7 bandara internasional yang dipantau. (Yas)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

2 dari 2 halaman

Airnav Catat Kenaikan Penerbangan

Sebelumnya, Airnav Indonesia mencatat sebanyak 69.182 pergerakan atau take off dan landing di sepanjang 18 Desember hingga 30 Desember 2017 di bandara-bandara besar di Indonesia.

Hal tersebut menandakan terjadi peningkatan 8,22 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono mengatakan, terdapat peningkatan 5.257 pergerakan pesawat udara di periode posko natal dan pergantian tahun baru 2018.

"Atau sebanyak 8.22 persen bila dibandingkan tahun lalu yang hanya 63.925, tahun ini 69.182 pergerakan," ujar dia dalam keterangannya, Minggu 31 Desember 2017.

Wisnu menjelaskan, berdasarkan laporan dari 35 posko yang tersebar di bandara-bandara besar di seluruh Indonesia, terdapat 5.202 pergerakan penerbangan pada 30 Desember 2017 kemarin.

Tercatat, Airnav Indonesia melayani 4.608 pergerakan domestik dan 593 pergerakan internasional, atau meningkat 5,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang berjumlah 4.905 pergerakan.

Peningkatan pergerakan pesawat udara pada periode ini telah diprediksi oleh AirNav Indonesia sehingga beberapa langkah antisipasi telah dilakukan.

Sistem pengelolaan slot time berbasis daring, CHRONOS, terus dioptimalkan penggunaannya, sehingga dapat berdampak terhadap efisiensi waktu take-off dan landing pesawat udara.

"Selain itu, sumber daya manusia kami siagakan 24 jam untuk memantau pergerakan pesawat udara dan kendala yang mungkin muncul di lapangan, sehingga solusi terbaik segera dapat diberikan," tutur Wisnu.

Jajaran Direksi AirNav Indonesia juga terjun langsung ke cabang-cabang yang dianggap krusial untuk meninjau operasional layanan navigasi penerbangan sepanjang posko natal dan tahun baru ini. Meski demikian, posko ini akan tetap digelar hingga 8 Januari mendatang.