Liputan6.com, Kiev - Rumah mewah bak istana hanya bisa dimiliki oleh segelintir orang. Biasanya, orang-orang yang memiliki pendapatan super banyak dan kekayaan melimpahlah yang bisa menikmatinya. Tapi hal berbeda justru dialami mantan Presiden Ukraina, Viktor Yanukovich.
Baca Juga
Advertisement
Meski saat menjabat ia tidak mendapat gaji yang besar, pria satu ini bisa membangun rumah super mewah seharga US$ 100 juta atau Rp 1,3 triliun.
Usut punya usut, uang untuk membangun rumah tersebut ternyata ia dapat dari hasil korupsi. Bekas rumah mewah miliknya kini pun diubah menjadi museum korupsi di Ukraina. Semua orang bisa mengunjungi rumah tersebut untuk melihat sisa-sisa gelimang kemewahan mantan presidennya
Diberi nama Mezhyhirya, bangunan super mewah ini memiliki desain sangat elegan. Saat masuk ke komplek rumah, pengunjung akan disambut air mancur raksasa, barisan mobil-mobil vintage, beberapa burung unta, dan lapangan golf mini menghiasi halaman.
Seperti dilaporkan Aljazeera, Kamis (11/1/2018), ada juga pagar besi yang mengelilingi area seluas 345 hektare yang terletak 21 kilometer dari Kiev tersebut.
Di luar gerbang pertama, jalan beraspal mengelilingi perkebunan sebelum akhirnya sampai ke gerbang kedua dengan pintu warna keemasan. Di balik pintu itu, istana dengan jendela belakang menghadap Sungai Dniper megah berdiri. Serangkaian kolam dan jalur berbatu memandu sampai di depan pintu masuk.
Di dalam istana bisa ditebak, penuh barang-barang berharga serta koleksi seni berharga jutaan dolar. Tiap ruangan dilengkapi dengan lampu gantung. Lantai marmer pun melapisi tiap ruangan. Ada juga sebuah piano berwarna putih keluaran merek ternama.
Â
Catatan keuangan
Dalam rumah tersebut juga bisa ditemukan bertumpuk dokumen yang berisi tentang catatan keuangan rinci Yanukovich selama menjabat.
Beberapa temuan menunjukkan belanja mewah senilai hampir US$ 2,3 juta untuk meja kayu di ruang makan, US$ 211,6 ribu untuk tiga puluh lukisan yang dibeli di lelang seni MacDougall di London, dan US$ 3.220 diyakini dialokasikan untuk distrik lokal di dekat perkebunan Yanukovich.
Ketidakadilannya dalam memimpin negara memicu berbagai protes di Ukraina. Akhirnya setelah protes berkelanjutan menewaskan 77 orang, parlemen Ukraina memutuskan untuk memberhentikan Viktor Yanukovych sebagai Presiden. Parlemen juga memutuskan untuk menggelar pemilihan umum yang dipercepat pada 25 Mei 2014.
Advertisement