Liputan6.com, Jakarta - Kondisi inflasi yang semakin parah di Venezuela membuat bank sentral di negara itu kewalahan untuk selalu mencetak uang tunai. Akhirnya, banyak warga di sana yang harus rela mengantre berjam-jam hanya untuk menarik uang tunai di ATM atau melakukan transfer dalam jumlah kecil.
Baca Juga
Advertisement
Demi mengatasi masalah tersebut, sebagian warga Venezuela akhirnya memutuskan untuk mencetak mata uang sendiri. Komunitas yang dikenal dengan nama El Panal 2021 sudah mulai mencetak uang dengan nominal 5.000 bolivar atau setara US$ 5. Uang hasil cetakannya dinamakan panal dan bisa didapat di tempat penukaran mata uang pasar gelap.
"Ini rumit untuk membeli produk karena kita tidak memiliki uang tunai di komunitas kita, jadi kami memutuskan untuk meningkatkan ekonomi dengan mencetak uang sendiri," tutur pemimpin komunitas El Panal 2021 Jose Lugo seperti dilansir dari Reuters, Kamis (11/1/2018).
Mata uang yang baru dicetak itu bisa digunakan untuk membeli nasi dan berbagai sayuran dan buah-buahan oleh anggota komunitas. El Panal 2021 juga berharap nantinya uang tersebut bisa digunakan untuk membeli produk yang lebih beragam.
Selain mencetak mata uang sendiri, penduduk Venezuela kini juga menggunakan sistem barter demi membeli kebutuhan sehari-hari. Warga negara yang memiliki minyak bisa menukar barang tersebut dengan kebutuhan lain seperti makanan, pakaian bahkan obat-obatan.
Keluarkan mata uang digital
Pada Desember lalu, pemerintah Venezuela juga menciptakan mata uang digital sebagai solusi atas pemblokiran akses keuangan oleh Amerika Serikat (AS). Mata uang tersebut dinamakan Petro.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyatakan, langkah tersebut diambil untuk mengeluarkan negara dari krisis ekonomi yang tak kunjung usai. Bolivar Venezuela telah anjlok 95,5 persen terhadap dolar AS di pasar gelap.
Petro, kata Maduro dibutuhkan dalam mendukung pembiayaan. "Ini akan memungkinkan kita untuk beralih ke bentuk baru pembiayaan internasional dalam rangka pembangunan ekonomi dan sosial negara ini," kata Maduro, seperti dilansir AFP.
Advertisement