Sukses

Sri Mulyani Incar Dana Abadi Rp 100 Triliun, buat Apa?

Sumber dana pokok dana abadi berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengincar dana abadi (Sovereign Wealth Fund/SWF) senilai Rp 100 triliun dalam 10 tahun ke depan. Duit yang dipupuk ‎dari hasil investasi penerimaan negara ini bisa digunakan untuk membiayai kegiatan pendidikan dan penelitian atau riset.

"Diharapkan dalam 10 tahun ke depan, dana SWF bisa mencapai Rp 100 triliun. Penggunaannya untuk dana abadi, tidak dipakai, dan return-nya bisa digunakan untuk berbagai kegiatan, termasuk pendidikan dan penelitian," tuturnya saat ditemui di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (11/1/2018).

Dana SWF merupakan dana abadi yang dimiliki pemerintah dan kemudian diinvestasikan ke berbagai instrumen deposito, saham, obligasi, properti, logam mulia untuk mendapatkan bunga dan pendapatan dalam bentuk lain.

Sumber dana pokok dana abadi ini, berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun penerimaan dari sumber daya alam, dan sumber penerimaan lainnya.

"Jadi nanti untuk beasiswa S2 dan S3 maupun pendidikan vokasi. Kemarin sudah dapat masukan dari menteri, presiden, dan wakil presiden di sidang kabinet. Nanti kita akan formulasikan," Sri Mulyani menambahkan.

‎Diungkapkannya, pemerintah akan membentuk satu lembaga yang akan mengelola dana SWF. Pembentukan kelembagaan tersebut akan dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres). Sri Mulyani berharap, pendirian lembaga pengelola dana abadi SWF akan dilaksanakan tahun ini.

"Kita sedang sampaikan nanti dalam bentuk Perpres. Pembentukannya tahun ini," ucap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

 

2 dari 2 halaman

Lembaga Pengelola

Selama ini, Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah sudah memiliki Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang diklaim telah memberikan beasiswa lebih dari 18 ribu beasiswa kepada masyarakat untuk bisa kuliah di dalam dan luar negeri.

‎"Kita berikan beasiswa supaya orang Indonesia bisa sekolah di luar negeri supaya tidak minder. Karena persepsinya orang Indonesia tidak bisa masuk ke universitas terbaik di dunia bukan karena masalah uang tapi intelektualnya. Tapi kalau masalah uang dihilangkan, buktinya orang Indonesia bisa tuh masuk universitas terbaik di dunia," ujarnya.

‎Menurutnya, meski LPDP memiliki dana abadi, namun peruntukkannya bukan untuk memperbaiki sekolah yang rusak. Sebab Sri Mulyani bilang, pemerintah telah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar Rp 444 triliun di 2018. Jumlah ini 20 persen dari total APBN.

Dia menyebut, alokasi dana untuk ‎penelitian di 2018 sebesar Rp 22,1 triliun di 100 Kementerian/Lembaga.

"Kita alokasikan anggaran pendidikan Rp 444 triliun, itu sudah ada dana untuk merehab sekolah yang rusak. Jadi LPDP tidak digunakan ke ranah itu, tapi dedikasinya untuk memberikan beasiswa kepada putra putri Indonesia," jelas Sri Mulyani.