Sukses

Wajib Tahu! 6 Tips Hidup Hemat di Ibu Kota

Ungkapan lama "Ibu Kota lebih kejam daripada ibu tiri" mungkin masih berlaku hingga kini, terutama bagi Anda yang berpenghasilan pas-pas.

Liputan6.com, Jakarta- Ungkapan lama "Ibu Kota lebih kejam daripada ibu tiri" mungkin masih berlaku hingga saat ini, terutama bagi Anda yang berpenghasilan pas-pasan.

Kendati Pemerintah Provinsi DKI Jakarta per 1 Januari 2018 menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) menjadi Rp 3,6 juta, tapi Jakarta menempati posisi teratas dalam 10 kota dengan biaya hidup paling mahal di Indonesia.

Oleh karenanya, wajib hukumnya untuk dapat menyiasati mahalnya biaya hidup di Jakarta. Berikut beberapa tips hemat dari Danaxtra berdasarkan pengalaman nyata beberapa orang yang sudah berhasil adaptasi dengan "kerasnya" kehidupan di Ibu Kota selama beberapa tahun terakhir.

1. Biaya Tempat Tinggal

Di Jakarta, biaya sewa tempat tinggal termasuk tinggi. Jika Anda lajang yang baru saja memulai karier, ada baiknya mencari keluarga atau kerabat yang tinggal di Jakarta atau wilayah yang berbatasan dengan Jakarta (Bodetabek). Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan biaya tempat tinggal secara gratis plus menghemat biaya makan.

Jika tempat tinggal kerabat tersebut jauh dari tempat kerja, Anda bisa memanfaatkan angkutan massal, murah, dan nyaman yang disediakan oleh pemerintah, seperti KRL Commuter Line, Bus TransJakarta, atau ojek online.

Kalau kebetulan tujuan Anda bersinggungan dengan jalur Bus Wisata Transjakarta, di seputar Jakarta Pusat (Masjid Istiqlal) hingga Jakarta Barat (Kota), Anda bisa memanfaatkan bus tingkat yang gratis ini.

Namun untuk diingat, tinggal menumpang pada kerabat banyak konsekuensinya. Anda mesti "tahu diri" untuk tidak terlalu menjadi beban mereka.

Cukupi sendiri semua kebutuhan pokok Anda, dan sebisa mungkin perlihatkan itikad baik untuk meringankan beban mereka. Baik secara finansial maupun tenaga.

Simak video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 7 halaman

Selanjutnya

Jika Anda tidak memiliki kerabat di Jakarta, maka tempat kos dapat menjadi pilihan. Harga kos-kosan di Jakarta sangat variatif. Mulai dari yang sangat murah (dengan kondisi sangat buruk, berada di daerah kumuh) hingga yang sangat mewah dan mahal.

Tarif kos kelas bawah kini tercatat harganya sudah di atas Rp 600 ribu per bulan. Fasilitas yang ditawarkan dengan harga ini, yaitu berupa kamar berukuran 2,5 x 2,5 meter dan kamar mandi di luar.

Untuk kelas menengah, misalnya rumah kos di daerah Pecenongan, Jakarta Pusat, biaya sewa kos berkisar antara Rp 1,2–2 juta, dengan fasilitas cukup. Artinya, di setiap kamar sudah menyediakan kasur dan lemari.

Untuk daerah di luar kawasan perkantoran, dengan biaya segitu, Anda bisa mendapatkan fasilitas yang lebih bagus dengan kisaran harga yang sama. Konsekuensinya, mungkin Anda akan butuh tambahan untuk biaya transportasi. Di Bendungan Hilir, banyak kos-kosan bertarif Rp 1,5-2 juta per bulan.

Tips Hemat:

- Pilihlah tempat kos yang menyediakan sebuah ruangan dengan kasur, lemari, kipas angin atau pendingin ruangan. Untuk fasilitas wi-fi, bisa Anda manfaatkan fasilitas kantor maupun tempat-tempat yang memberikan wi-fi gratis. Gunakan tempat kos ini hanya sebagai tempat beristirahat pada malam hari, dan isi kegiatan Anda ditempat lain, dari pagi hingga sore hari.

- Agar hemat, ajak teman-teman satu kantor atau saudara untuk menyewa rumah yang biaya sewanya ditanggung bersama. Dengan sharing biaya sewa, pengeluaran pun lebih murah ketimbang menempati rumah seorang diri.

 

3 dari 7 halaman

2. Biaya Makan

Biaya makan merupakan salah satu komponen yang menghabiskan budget cukup signifikan. Apalagi, biaya pangan di Jakarta cukup mahal ketimbang daerah lainnya di Indonesia. Terlebih, bagi Anda penyuka kuliner ke berbagai tempat yang sedang hits.

Sebenarnya, biaya makan di Jakarta variatif. Anda bisa memilih, mulai dari kelas kaki lima hingga bintang lima. Harganya pun bervariasi. Mulai Rp 15 ribuan hingga ratusan ribu rupiah sekali makan.

Makan di warung tegal (warteg) dengan lauk sederhana (telor, tempe, atau tahu), dua macam lauk dan sayur satu macam, kira-kira merogoh kocek Rp 15 ribu. Atau warung padang bukan di jalan utama atau di kampung yang memasang tarif flat Rp 10 ribu per porsi, untuk menu paling sederhana.

Dengan estimasi 3 kali makan sehari, dalam sebulan (30 hari) paling tidak Anda harus menganggarkan Rp 1.350.000 per bulan. Itu untuk standar sangat sederhana. Padahal, sekali-kali Anda tentu ingin "makan enak".

Tips Hemat:

- Anda harus mampu menahan nafsu makan dan kulineran. Buat anggaran kulineran khusus yang mesti Anda patuhi dengan displin.

- Manfaatkan kemajuan teknologi. Anda dapat mengunduh beberapa aplikasi yang menyediakan diskon untuk berbagai tempat makan. Melalui voucher tersebut, Anda dapat menikmati makan enak tanpa mengeluarkan budget berlebih.

- Masak sendiri bisa menekan biaya pengeluaran secara signifikan. Siasati dengan belanja sembako di pasar, dan masaklah dalam porsi cukup, sehingga Anda bisa membawa bekal untuk makan siang ke kantor.

4 dari 7 halaman

3. Biaya Transportasi

Sebagai pendatang, Anda harus memperhitungkan biaya transportasi ke tempat kerja. Sebisa mungkin carilah tempat tinggal yang berdekatan dengan tempat kerja.

Bila Anda tidak menemukan tempat kos yang sangat dekat dengan kantor, Anda bisa memilih yang agak jauh, namun menuju kantor dengan berjalan kaki. Tujuannya untuk menghemat biaya transportasi.

Banyak pilihan transportasi yang ditawarkan di Ibu Kota, seperti taksi, transportasi online, mikrolet, bus TransJakarta, kereta rel listrik (KRL), dan bus kota. Jika Anda ingin berhemat, mulailah untuk mencoba menaiki semua transportasi umum yang murah dan nyaman.

KRL dapat menjadi pilihan pertama, karena selain cepat dan murah, KRL juga terbilang cukup aman. Contoh: jika bertempat tinggal di Jakarta Barat dan berkantor di Jakarta Pusat, maka Anda dapat menaiki kereta dari salah satu stasiun di Jakarta Barat, kemudian turun di stasiun yang berada di Jakarta Pusat (Tanah Abang, Sudirman, Cikini, Gondangdia, Juanda, dan seterusnya).

Anda akan mengeluarkan biaya sekitar Rp 5 ribu untuk perjalanan pulang pergi. Lalu saat tiba di stasiun, Anda dapat menaiki mikrolet menuju kantor Anda. Biasanya, tarif mikrolet berkisar Rp 4 ribu–6 ribu, tergantung seberapa jauh jarak yang akan dituju.

Berikut ini perhitungan biaya transportasi publik lainnya:

a. TransJakarta: tarif Rp 3.500. Untuk kerja 22 hari (satu bulan), total Rp 154 ribu (pulang pergi).

b. Transportasi Online (GoJek, Grab Bike, Uber): tergantung jarak dan waktu (jam sibuk atau bukan jam sibuk). Untuk jarak 7 kilometer, tarifnya berkisar Rp 12 ribu. Untuk kerja 22 hari (satu bulan), total Rp 528 ribu (pulang pergi). Lebih hemat lagi kalau Anda berlangganan atau memiliki deposit di GoPay (untuk GoJek). Anda bisa mendapat tarif diskon.

c. Kendaraan pribadi (sepeda motor): Rp 12 ribu-Rp 15 ribu (bensin) per hari. Biaya parkir Rp 10 ribu. Untuk 22 hari (satu bulan) total Rp 1,1 juta (pulang pergi).*biaya dihitung dari Kuningan ke SCBD (daerah perkantoran)

Tips Hemat:

Anda juga bisa menggunakan sepeda. Bersepeda ke kantor (Bike to Work) sudah menjadi gaya hidup di Jakarta. Opsi lain adalah ikut komunitas Nebengers untuk menghemat biaya transportasi, karena umumnya hanya Anda perlu sharing bensin atau sama sekali tidak perlu membayar.

5 dari 7 halaman

4. Biaya Sosial

Bersosialisasi kerap menjadi gaya hidup di Jakarta, seperti berkumpul dengan teman usai kerja, menghubungi keluarga di kampung halaman memakai smartphone, dan akses internet untuk smartphone Anda. Belum lagi hang out pada akhir pekan.

Meski sekadar berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan untuk "cuci mata" atau sesekali nonton, pengeluaran untuk biaya sosial ini perlu anggaran dan dihemat karena bisa menyebabkan kantong jebol.

Berikut ini perkiraan biaya sosial hidup di Jakarta dalam sebulan:

- Nongkrong di kafe atau restoran: Rp 500 ribu

- Nonton bioskop: Rp 200 ribu

- Pulsa: Rp 100 ribu

- Total: Rp 800 ribu

Tips Hemat:

- Anda masih tetap bisa bersosialisasi dengan rekan-rekan kerja seusai kerja dan menghabiskan akhir pekan dengan sahabat tanpa harus mengeluarkan biaya mahal, asal bisa membatasi berkegiatan di kafe mahal atau pusat perbelanjaan, kecuali jika bernilai positif bagi bisnis Anda.

- Habiskan akhir pekan di rumah sahabat Anda untuk nonton DVD bersama sembari masak-masak.

- Selain itu, ketimbang menghabiskan uang di pusat perbelanjaan, lebih baik menghabiskan kalori dengan berolahraga saat Car Free Day atau taman kota yang bertebaran di Jakarta.

6 dari 7 halaman

5. Biaya Bulanan

Komponen penting yang masuk wajib diperhitungkan adalah biaya bulanan. Biaya bulanan ini meliputi kebutuhan rumah, seperti alat-alat mandi, bumbu masak, dan biaya tak terduga.

Anda harus menyisihkan 10 persen dari penghasilan untuk memenuhi biaya bulanan ini. Estimasinya, biaya bulanan ini sekitar Rp 200 ribu-Rp 300 ribu per bulan.

Tips Hemat:

Saat belanja bulanan, bandingkan harga dari beberapa produk agar menemukan harga termurah. Selain itu, manfaatkan promo dan diskon di supermarket untuk berhemat. Anda juga bisa menggunakan kartu kredit yang bekerja sama dengan supermarket dan memberi tambahan diskon. (baca juga : Cara mencari promo belanja paling menguntungkan di supermarket).

 

7 dari 7 halaman

6. Biaya Rohani

Hidup ini bukan melulu untuk memikirkan diri sendiri. Maka dari itu, cobalah sisihkan 2,5 persen dari penghasilan Anda untuk bersedekah. Misalnya, jika Anda memiliki pendapatan Rp 3,6 juta, Anda bisa menyisihkan Rp 90 ribu per bulan.

Saran:

Kalau terasa berat, Anda bisa mengeluarkannya dalam beberapa tahap. Jika sudah terbiasa, rasa berat ini akan hilang, kok. Selalu ada orang yang lebih membutuhkan di sekitar kita, dengan bersedekah kita juga sedang investasi untuk kehidupan kelak. Begitu, bukan?

Jakarta memang kota yang menjanjikan segala mimpi namun juga bisa menjadi "mimpi buruk" bagi yang tidak siap. Anda sendiri yang harus menentukan, pilih yang mana. Dengan usaha yang tekun, bekerja keras dan bekerja cerdas, niscaya Anda bisa menjadikan Ibu Kota sebagai batu loncatan untuk mewujudkan mimpi Anda. Selamat berjuang!