Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog menyatakan bahwa beras medium untuk operasi pasar merupakan beras yang memenuhi standar. Meski Perum Bulog tak menampik ada sebagian kecil dari beras operasi pasar tersebut yang berwarna kuning.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayekti menerangkan, pasokan beras medium saat ini sedang menipis. Oleh sebab itu, operasi pasar perlu dilakukan untuk menekan harga.
Baca Juga
"Saya cerita sedikit aja, kita saat ini supply beras di lapangan sangat kurang. Dengan kondisi supply yang kurang tersebut itu kan mengakibatkan kenaikan harga, itu kan membebani masyarakat. Kita mencoba melepas cadangan stok pemerintah," kata dia kepada Liputan6.com, Kamis (11/1/2018).
Advertisement
"Yang namanya beras cadangan kan beras disimpan, tentu tidak sebagus yang digiling," sambungnya.
Meski begitu, Djarot menuturkan, beras yang dikeluarkan dari gudang memenuhi ketentuan pemerintah. "Tapi tentu ada standar medium itu sesuai dengan Permendag, maksimum 25 persen pecahannya. Sehingga, kalau tidak memenuhi standar medium kita proses ulang," kata dia.
Jumlah beras yang disimpan di gudang sangat besar. Oleh karena itu, wajar jika ada sebagian kecil beras yang menguning. Djarot pun meminta masyarakat memahami kondisi yang terjadi saat ini.
"Mungkin ada 1-2 karung atau mungkin sekelompok barang barangkali sebagus diharapkan, iya, itu harus diakui. Tapi pemerintah lagi susah ini, ayo bantu bareng-bareng," tukas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Keluhan Pedagang Beras
Sebelumnya, pedagang Pasar Induk Beras Cipinang berpendapat bahwa operasi pasar yang telah dijalankan saat ini sulit untuk bisa menurunkan harga beras. Lantaran, kualitas beras dalam operasi pasar tidak terlalu bagus. Padahal Operasi pasar ini dilakukan untuk menurunkan harga beras medium yang kualitasnya seharusnya bagus.
Dari pantauan Liputan6.com, beras operasi pasar berwarna tidak putih dan cenderung kuning. Selain itu, beras tersebut patahannya cenderung banyak.
Hajiyono salah satu pedagang Pasar Induk Beras Cipinang menyebut, kualitas beras dalam operasi pasar kali ini kualitasnya rendah. Padahal dalam operasi pasar kali ini ditujukan untuk menurunkan harga beras kualitas medium.
"Yang untuk operasi pasar kelas 3, harusnya kelas 1. Kelas 3 itu kualitasnya rendah. Harusnya yang bagus," kata dia kepada Liputan6.com di Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta, Kamis (11/1/2018).
Parahnya, beras tersebut warnanya cenderung kuning. "Warnanya harusnya putih, ini kan jelek," ungkapnya.
Hajiyono melanjutkan, beras tersebut berasal dari Perum Bulog. Harga belinya sekitar Rp 7.000 per kg. "Langsung dari Bulog, Rp 7.000 berapa gitu. Dari Bulog Rp 7.300 tambah ongkos kirim Rp 7.500," sambungnya.
Pihaknya mengaku pasrah menjual beras tersebut. Artinya, beras tersebut dijual selakunya asal pembeli mau. Beras operasi pasar itu bisa dijual seharga Rp 8.000 per kg, Rp 8.100 per kg. Namun, maksimal harga jual ialah Rp 9.300 per kg.
Dia pesimistis dengan kondisi ini bisa menurunkan harga beras. Seharusnya, beras yang disalurkan kualitas baik sehingga dicari konsumen. "Tidak turun, harusnya yang bagus. Harus diayak ini, menirnya dibuang," tutup dia.
Advertisement