Liputan6.com, Jakarta - Setelah 38 tahun merdeka, warga Zimbabwe kini ada yang menyandang status sebagai miliarder. Dikenal dengan nama Strive Masiyiwa, pria asli Zimbabwe ini mampu memiliki kekayaan senilai US$ 1,7 miliar atau Rp 24,2 triliun. Sebagian besar kekayaan Masiyiwa direguknya dari perusahaan telekomunikasi Econet Group.
Awalnya, Econet memang memfokuskan diri untuk mengeluarkan produk ponsel. Kini Econet Group milik Masiyiwa sudah melebarkan usahanya ke berbagai bidang mulai dari jasa keuangan, insuransi, e-commerce, energi terbarukan, pariwisata hingga pendidikan.
Advertisement
Baca Juga
Econet juga memiliki bisnis televisi kabel berbayar bernama Kwesé TV. Meski baru diluncurkan, TV kabel ini sudah mampu bersaing dengan penguasa pasar DSTV.
Seperti dilaporkan Forbes, Jumat (12/1/2018), nilai saham Econet meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal inilah akhirnya yang berkontribusi besar pada kenaikan kekayaan Masiyiwa.
Pada Juli tahun lalu, anak perusahaan Econet Group Liquid Telecom sukses mendapat suntikan US$ 700 juta dalam bentuk obligasi dan pembiayaan pinjaman berjangka dari investor internasional.
Strive Masiyiwa mendirikan Econet pada tahun 1993 namun ia baru mendapat lisensi perusahaan telekomunikasi dari pemerintah Zimbabwe pada 1998.
Selain sukses berbisnis Masiyiwa juga memiliki jiwa filantropi yang besar. Bersama istrinya, Tsitsi, ia mendirikan Higher Life Foundation yang memberikan beasiswa ke lebih dari 40.000 siswa di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Atas dan Tingkat Tersier.
Pada Februari 2013, pasangan suami istri ini juga mendirikan program Ambassador Andrew Young Scholarship. Program tersebut memberikan beasiswa total US$ 6,4 juta ke siswa Afrika untuk mendapat pendidikan tinggi di College Morehouse, Amerika Serikat.
Miliarder Afrika alami peningkatan kekayaan dalam jumlah besar
Nilai saham dan harga komoditas yang meningkat turut memberi kontribusi pada kondisi kekayaan para miliarder di Afrika. Kini orang berduit di Afrika bisa mengalami peningkatan kekayaan ke angka US$ 75,4 miliar.
Jumlah ini meningkat US$ 5,4 miliar dimana pada 2017 kekayaan total miliarder di Afrika hanya berjumlah US$ 70 miliar. Peringkat teratas orang paling kaya di Afrika masih dipegang oleh Aliko Dangote.
Dilaporkan Forbes, miliarder yang mereguk kekayaan dari pabrik semen dan komoditi ini mempunyai harta US$ 12,2 miliar. Selain semen, Dangote juga memperluas jaringan usahanya ke beberapa jenis komoditas seperti pabrik pupuk hingga pengolahan minyak.
Semen Dangote menghasilkan 44 juta metrik ton per tahun dan berencana untuk meningkatkan produksinya 33% pada 2020. Dangote juga memiliki saham di perusahaan garam, gula, dan tepung terigu yang diperdagangkan secara publik.
Pada tahun 2017, Dangote dilaporkan telah beramal US$ 100 juta. Ia menyumbang uangnya ke berbagai badan amal yang bergerak di bidang penanganan banjir, layanan kesehatan, dan pengangguran kemiskinan.
Sementara itu peringkat kedua ditempati oleh Nicky Oppenheimer asal Afrika Selatan. Miliarder satu ini memiliki harta US$ 7,7 miliar, naik US$ 700 juta dari tahun lalu.
Pada 2017, Afrika Selatan dan Mesir sama-sama memiliki enam miliarder di negaranya. Tapi tahun ini, Afrika Selatan bisa menyalip negeri Cleopatra tersebut dengan adanya miliarder pendatang baru Michiel Le Roux. Ia merupakan pendiri dan mantan Direktir dai bank asal Johannesburg, Capitec Bank Holdings.
Ada juga miliarder asal Afrika yang kembali sukses masuk ke deretan orang terkaya. Ia adalah Desmond Sacco yang merupakan Direktur dari Assore Group. Terakhir kalinya Sacco masuk di daftar miliarder Forbes adalah pada tahun 2014.
Advertisement