Liputan6.com, Jakarta PT Busa Efek Indonesia (BEI) akan menanggung sementara biaya pengobatan dan perawatan para korban ambruknya balkon Tower II di Gedung BEI, Jakarta.
Manajemen BEI akan berbicara dengan pihak asuransi dan pengelola gedung. Demikian disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat.
Advertisement
Baca Juga
"Semua biaya di-handling oleh bursa terlebih dulu. Nanti kita akan bicara dengan pihak asuransi dan pihak gedung," kata dia di BEI Jakarta, Selasa (16/1/2018).
Samsul mencatat, total jumlah korban sebanyak 97 orang. Dari situ, 51 di antaranya masih dirawat di rumah sakit.
"Dari 51 itu 26 harus dioperasi hari ini, sisanya dirawat. Kami akan terus memperhatikan teman-teman, terutama dari mahasiswa," dia menambahkan.
Meski demikian, pihaknya tak membeberkan berapa total biaya perawatan korban. Sejauh ini, komunikasi terhadap keluarga korban juga tengah dilakukan.
Samsul menilai, hal ini tidak akan menimbulkan komplain dari keluarga karena hal ini murni kecelakaan.
"Kami kira enggak, ini kan accident ya, dan ini kecelakaan dan tentunya enggak ada yang memprediksi kejadian ini enggak bisa terjadi di gedung semegah ini kan. Ini murni kecelakaan," tukas dia.
Tonton Video Pilihan di Bawah Ini:
Balkon Ambruk, Transaksi Jual Beli Saham di BEI Tetap Normal
Aktivitas pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap berlangsung hari ini (16/1/2018) pasca-ambruknya selasar atau balkon Tower II gedung BEI. Manajemen BEI menegaskan, peristiwa ini terjadi ini bukan karena struktur utama gedung (main structure).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat mengatakan, manajemen BEI telah mendapat konfirmasi pengelola gedung sehingga pencatatan saham bisa terlaksana.
"Jadi untuk kegiatan hari ini, kemarin sore kita mendapatkan konfirmasi dari pihak gedung, secara main structure gedung ini tidak ada persoalan. Kejadian kemarin terjadi di secondary structure," kata dia di BEI, Jakarta, Selasa ini.
Samsul menambahkan, BEI tetap melaksanakan kegiatan pencatatan saham seizin dari pengelola gedung. "Kami tidak akan melaksanakan acara hari ini tanpa surat konfirmasi dari penyelenggara gedung," ujar dia.
Sejalan dengan itu, Samsul mengatakan, pihak pengelola gedung juga mengantisipasi supaya peristiwa serupa tidak kembali terjadi. Karena itu, selasar untuk Tower I pun tidak digunakan terlebih dahulu.
"Karyawan mungkin sebagian merasa trauma, tapi sudah yakinkan tempat-tempat yang rawan tidak digunakan dulu hari ini sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," dia menambahkan.
Sementara, bagi karyawan yang ingin melakukan kegiatan di Tower II harus mendapat izin dari pengelola gedung.
"Semua yang masuk ke Tower II harus melalui persetujuan dari pihak gedung. Jadi dengan kawalan pihak gedung, ada yang mau beresin uangnya, ada yang mau apa, pihak perbankan, semua harus melalui pengawalan pihak gedung," kata Samsul.
Sebagai tambahan, PT LCK Global Kedaton Tbk menjadi emiten pertama tahun ini. Saham perseroan tercatat dengan kode saham LCKM.
Pada debut perdana, saham perseroan dibuka pada level Rp 312 atau naik Rp 104 (50 persen) dibanding harga penawaran sebesar Rp 208.
Saham perseroan berada pada level tertinggi Rp 312 dan terendah Rp 312. Saham perseroan ditransaksikan di BEI sebanyak 1 kali dengan volume 1. Nilai transaksi saham Rp 31.200.
Â
Advertisement