Liputan6.com, Beijing - Tidak semua penduduk Indonesia berkesempatan untuk berkunjung dan menginjakkan kaki di dataran China. Tapi, pasti banyak di antara warga Indonesia yang memiliki barang berlabel 'Made in China'.
Jika Anda penasaran darimana barang seperti ini berasal, bisa dipastikan barang-barang tersebut didapat dari Pasar Yiwu. Pasar yang terletak di Provinsi Zhejiang, China ini merupakan tempat perbelanjaan grosir terbesar di Negeri Tirai Bambu.
Luas Pasar Yiwu mencapai 640 hektare, jika dibandingkan luas tersebut sama dengan 1.000 kali lapangan sepak bola.Â
Advertisement
Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (19/1/2018), daerah Yiwu hanyalah kota kecil yang sebagian penduduknya berprofesi sebagai petani dan pedagang. Namun kini, seiring berjalannya waktu kota ini dikhususukan pemerintah China untuk menjadi kota perdagangan internasional.
Setiap harinya, banyak orang dari seluruh dunia datang ke Yiwu untuk membeli barang grosir yang akan dijual kembali di negara asal. Sebagian besar barang yang dijual di toserba US$ 1 di Amerika Serikat juga berasal dari Pasar Yiwu.
Pasar Yiwu awalnya hanya dibangun dalam satu distrik dan dibuka untuk umum pada 2002. Sekarang Pasar Yiwu sudah berkembang menjadi lima distrik dan menjadi rumah dari 200 ribu toko yang buka setiap harinya. Diperkirakan ada 200 ribu orang yang berkunjung ke sini.
Saking banyaknya toko yang ada di Pasar Yiwu, dibutuhkan waktu selama setahun untuk menjelajahi setiap sudut pusat perbelanjaan. Pihak pengelola Pasar Yiwu juga menyiapkan agen pedamping belanja untuk membantu pengunjung mencari bahan kebutuhannya agar tidak tersesat.
Mampu torehkan pendapatan fantastis
Toko-toko di Yiwu Market rata2 berukuran 3x4 meter dan hanya memajang sampel produk mereka. Mereka yang pertama kali baru berkunjung sering kali terkesima dengan kerapihan pedagang disana dalam menyusun produk. Jika ada pemesan, biasanya pedagang baru mengambil barang yang diminta dari gudang.
Nilai transaksi yang bisa dihasilkan pun fantastis. Pada 2014, Pasar Yiwu mengekspor barang dekorasi plastik senilai US$ 77 juta. Ekspor produk manufaktur tidak bernama mencapai US$ 44 juta sementara ekspor perhiasan imitasi mencapai US$ 36 juta. Jumlah nilai transaksi ini bisa dicapai hanya dalam waktu satu bulan.Â
Pada 2016, Daerah Yiwu dilaporkan mampu mengantongi pendapatan ekspor US$ 17 miliar. Jumlah ini lebih besar dibanding PDB negara kecil seperti Laos dan Brunei Darussalam.
Walaupun Pasar Yiwu merupakan tempat grosir, pengunjung tidak perlu khawati harus memesan barang dalam jumlah super banyak. Minimal pembelian di tempat ini bisa disesuaikan dan beragam tergantung jenis barangnya.
Sebagian besar pengunjung yang berbelanja di Yiwu berasal dari China. Tapi, banyak juga pembeli yang merupakan pedagang internasional. Para turis ini banyak yang datang dari Timur Tengah, Rusia dan Afrika.
Advertisement