Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan benar-benar mewujudkan janji kampanyenya membangun rumah dengan uang muka (down payment/DP) 0 rupiah. Hal ini ditandai dengan peletakan batu pertama (ground breaking) Klapa Village yang merupakan rumah susun (rusun) pertama dengan DP 0 rupiah.
Rumah susun yang terletak di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, terdiri atas dua tower. Tahap pertama dibangun satu tower dengan 703 unit yang terdiri dari 513 tipe 36 dengan harga Rp 320 juta dan 195 unit tipe 21 dengan harga Rp 185 juta.
Advertisement
Baca Juga
Anies menyebutkan, bagi warga yang ingin membeli tersebut harus memiliki penghasilan di bawah Rp 7 juta per bulan. Belum pernah punya rumah dan tidak boleh dipindahtangankan. "Kalaupun pindah tangan harus ke warga yang tidak mampu juga," kata Anies di Jakarta, Kamis (18/1/2018).
Lantas, berapa lama warga harus mencicil jika ingin membeli rusun dengan DP 0 rupiah tersebut?
Anies mengaku belum bisa menyampaikan secara detail berapa besar cicilan dan lamanya cicilan dari pembelian unit di rusun tersebut. Menurut dia, mekanisme pembelian, termasuk skema pembayaran cicilan, akan dibuat oleh Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
"Nanti akan dibuatkan skema oleh BLUD. Yang cicilannya 7 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan lain-lain akan dibuatkan di situ. Jadi tidak seragam. Justru dengan cara begitu maka warga bisa mencicil sesuai dengan kemampuan," ungkap dia.
Untuk besar cicilan, ucap Anies, nantinya akan disesuaikan dengan lamanya cicilan yang warga ambil sesuai dengan kemampuannya.
"Kalau besaran cicilan itu tergantung pada Anda mau bayar berapa lama," tuturnya.
BLUD tersebut, ucap Anies, nantinya akan mengelola proses pendaftaran bagi warga yang ingin membeli rumah dengan DP 0 persen ini.
"Mudah-mudahan bulan April kita sudah selesai BLUD-nya," jelasnya.
Â
Janji kampanye
Dia mengatakan, janji rumah DP 0 rupiah diterjemahkan dalam bentuk rumah susun. Keberadaannya rumah ini akan memfasilitasi semua warga untuk memiliki rumah serta bentuk komitmen pelunasan janji saat kampanye pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Ia mengaku mempunyai alasan menyebut rumah DP 0 rupiah sebagai janji. Anies menjelaskan ada perbedaan antara janji dan progam.
"Kami bukan menyebut program, karena janji harus dilunasi. Kalau program di akhir bisa mohon maaf. Kalau janji adalah komitmen," kata Anies.
Advertisement