Sukses

Targetkan Penjualan Tumbuh 175 Persen, Wika Realty Incar Daerah

PT Wika Realty, anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, melihat ada peluang dan kebutuhan di sejumlah daerah.

Liputan6.com, Jakarta - Meski melihat prospek pasar properti di 2018 masih tidak jauh berbeda dibandingkan tahun lalu, namun PT Wika Realty, anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, melihat ada peluang dan kebutuhan di sejumlah daerah.

Perseroan akan terus mencari lokasi-lokasi potensial di sejumlah daerah yang memiliki serapan pasar tinggi.

Mulai berkiprah sejak 2000 di industri properti, pengembang plat merah ini telah membangun ribuan rumah tapak, apartemen, kondominium hotel, perkantoran, dan komersial area di berbagai kota besar di Indonesia.

Saat ini lokasi proyek-proyek Wika Realty tersebar di beberapa kota, antara lain Medan, Bandung, Bekasi, Jakarta, Depok, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Samarinda, Balikpapan, Makassar, Manado, dan Kendari.

“Wika Realty akan terus menciptakan produk inovatif dengan mutu unggul dan berdaya saing tinggi sehingga bisa terus tumbuh dan berkembang menjadi market leader di setiap target pasar, termasuk di daerah-daerah,” ungkap Direktur Utama Wika Realty, Agung Salladin yang ditulis Liputan6.com, Sabtu (20/1/2018).

Dia berharap pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil serta tingkat suku bunga KPR dan KPA yang masih cukup menarik mampu mendorong permintaan terhadap produk properti sepanjang tahun ini.

Pada 2017 lalu, Wika Realty berhasil meraih marketing sales sebesar Rp 2,5 triliun yang diraih dari penjualan unit-unit apartemen dan landed house (rumah tapak) serta dari bisnis properti investasi.

Sedangkan di 2018, Wika Realty menargetkan dapat meraih marketing sales sebesar Rp 4,5 triliun, atau tumbuh 175% dari pencapaian perusahaan pada tahun lalu. Berbagai strategi sudah dilakukan perseroan untuk memenuhi pertumbuhan penjualan yang cukup signifikan tersebut. Salah satunya dengan meluncurkan sejumlah proyek baru.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Proyek High-Rise

Tahun ini Wika Realty akan mengembangkan tiga jenis proyek baru, yaitu landed house, high-rise, dan recurring projects. Total keseluruhan proyek baru perseroan yang akan dibangun pada 2018 mencapai 12 proyek.

Untuk high-rise ada lima proyek. Pertama, Tamansari Hive Residence di DI Panjaitan, Cawang Jakarta dengan nilai investasi Rp 430 miliar. Kedua, proyek di Permata Hijau, Jakarta dengan nilai investasi Rp 510 miliar.

Ketiga, proyek di Kelapa Gading, Jakarta dengan nilai investasi Rp 1,4 triliun. Keempat, proyek di Depok dengan nilai investasi Rp 850 miliar. Kelima, proyek di Keputih, Surabaya dengan nilai investasi Rp1,2 triliun.

Sedangkan untuk landed house ada empat proyek. Pertama, proyek di Palembang senilai Rp 670 miliar. Kedua, proyek di Parangloe Makassar dengan nilai investasi Rp 2,1 triliun.

Ketiga, proyek di Bintaro, Tangerang dengan nilai investasi Rp 4,5 triliun. Serta keempat proyek di Soreang, Jawa Barat, senilai Rp 760 miliar.

Sementara untuk proyek recurring ada tiga proyek. Pertama, proyek di Laswi, Bandung dengan nilai investasi Rp 1,8 triliun. Kedua, proyek di Central Business Sudirman, Jakarta senilai Rp 12,5 triliun. Ketiga, proyek Integrated Building Soekarno-Hatta Airport, Jakarta dengan nilai investasi Rp 470 miliar.

Rencana IPO Guna memenuhi pengerjaan proyek-proyek baru tersebut, Wika Realty tahun ini menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 5 Triliun dengan sumber dana berasal dari penambahan modal, Medium Term Notes (MTN) dan rencana Initial Public Offering (IPO).

“Capex tersebut akan digunakan untuk investasi tanah, pengembangan dan konstruksi kawasan, dan akuisisi perusahaan,” kata Agung. Dia menjelaskan, saat ini rencana go public Wika Realty masih dalam proses. Perseroan menjadwalkan IPO tersebut dapat dilakukan pada Semester I-2018 dengan target dana yang terserap antara Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun.