Liputan6.com, Jakarta - PT Inka (Persero) kebanjiran pesanan kereta dari beberapa negara di kawasan Asia dan Afrika. Bahkan, ada negara yang sudah beberapa kali memesan kereta produksi badan usaha milik negara (BUMN) tersebut.
Direktur Utama PT Inka, Budi Noviantoro, mengatakan, negara yang sudah menjadi langganan produksi Inka adalah Bangladesh. Saat ini, Inka juga tengah mengerjakan pemesanan kereta untuk ketiga kalinya dari negara tersebut.
"Bangladesh sudah satu, dua, tinggal yang ketiga," ujar dia di Madiun, Jawa Timur, Jumat (19/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Senin pekan depan, ujar Budi, Inka juga akan mendapatkan kontrak untuk membuat kereta rel diesel (KRD) dari Filipina. Kemudian, Inka juga akan mengerjakan pembuatan lokomotif untuk Zimbabwe. ‎‎
"Filipina untuk KRD, Senin (22 Januari 2018) kami kontrak. Kemudian Zimbabwe kami diminta bergabung dengan Bombardier untuk pengadaan 30 lokomotif," kata dia.
Selain itu, saat ini Inka juga tengah menjajaki peluang untuk memproduksi kereta bagi Sri Lanka. Inka telah mengirim tim untuk memuluskan proses penjajakan tersebut.
"Juga Sri Lanka. Mudah-mudahan ada tambahan lagi untuk kereta. (Nilai kontrak)‎ Macam-macam, ada yang US$ 90 juta, ada yang US$ 47 juta. Untuk yang Filipina kira-kira Rp 200 miliar, enggak banyak," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bangun Pabrik Kereta Api di Banyuwangi
Inka juga akan membangun pabrik kereta api di Banyuwangi, Jawa Timur. Pabrik tersebut ditargetkan mulai beroperasi di 2019.
Budi menjelaskan, fasilitas produksi di Banyuwangi akan lebih besar dibanding pabrik yang sudah ada saat ini di Madiun. Jika pabrik di Madiun menempati area seluas 22 hektare (ha), di Banyuwangi Inka akan membangun fasilitas produksi di lahan seluas 80 ha.‎
"Baru lahannya dibebaskan 80 ha," ujar dia.
Menurut Budi, alasan memilih Banyuwangi sebagai lokasi pabrik baru Inka lantaran letaknya yang dekat dengan pelabuhan. Dengan demikian, biaya pengiriman kereta yang diproduksi Inka akan lebih murah.
"Nanti ke depannya harus di sana. Karena di sana ada fasilitas pelabuhannya, dekat pelabuhan, kalau di sini (Madiun) mahal. Kirim ke Bangladesh harus pakai trailer, itu mahal," kata dia.
Rencananya pembangunan pabrik di Banyuwangi akan dimulai pada semester II 2018. Jika tidak kendala, pabrik tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada 2019.‎
Advertisement