Sukses

Konstruksi LRT di Kayu Putih yang Jatuh Bukan Proyek Wika Beton

Proyek pekerjaan pemasangan box girder pada proyek LRT Velodrome – kelapa Gading sepanjang 6 km dibagi dalam lima seksi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Wika Beton memberikan penjelasan seputar jatuhnya box girder proyek LRT Velodrome – kelapa Gading. Perseroan memastikan bahwa box girder yang jaruh tersebut bukan proyek yang sedang dikerjakan oleh Wika Beton. 

Investor Relations PT Wika Beton Yushadi menjelaskan, proyek pekerjaan pemasangan box girder pada proyek LRT sepanjang 6 km ini dibagi dalam lima seksi.

Untuk Seksi 1-2 atau Velodrome Rawamangun–Simpang 4 Pulomas dikerjakan oleh VSL. Musibah ini terjadi di section 1 yang dekat dengan velodrome.

Sementara itu, untuk seksi 3-4 atau Simpang 4 Pulomas–La Piazza dikerjakan oleh Wika Beton. "Proyek ini telah selesai pada minggu lalu tanpa ada kekurangan satu apa pun," jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (22/1/2018).

Adapun untuk Seksi 5 atau jalur La Piazza – Depo LRT dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pekerjaan erection atau install produk LRT Jakarta untuk rute Velodrome-Kelapa gading yang dilakukan oleh VSL di span P28-P29 mengalami jatuh pukul 00.20 WIB.

Jatuhnya kontruksi LRT tersebut tidak terjadi korban jiwa, masih terdapat dua orang saat ini masih dirawat di Rumah Sakit. "Penyebab kejadian masih dalam investigasi," kata dia. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Kejar Target Asian Games

Wakil Gubernur Sandiaga Uno menyebut salah satu faktor penyebab robohnya beton proyek Light Rapid Transit (LRT) di Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur, karena mengejar target penyelesaian proyek untuk Asian Games 2018.

Peristiwa robohnya beton LRT tersebut terjadi pada Senin (22/1/2018), sekitar pukul 00.10 WIB. Sandiaga mengaku belum mengetahui insiden yang melukai lima orang tersebut. Bahkan, dia mengaku terkejut mendengar kabar robohnya beton LRT dan berbelasungkawa atas musibah yang terjadi dini hari tadi.

"Tadi pagi? Ada korban? Saya pertama prihatin dan sangat berdukacita. Tentunya kalau ada pekerja yang menjadi korban dari kecelakaan pekerjaan proyek tersebut," ujar Sandi di Balai Kota, Senin (22/1/2018).

Sandiaga menyebut, saat ini proses pengerjaan proyek Asian Games 2018 dikebut guna mengejar target penyelesaian. Hal ini diakui berdampak pada kurang diperhatikannya keselamatan kerja.

"Pak Satya (Jakpro) bilang kita sudah mulai ketinggalan, nih, dari realisasi sama rencana. Karena cuaca, karena keterlambatan kerja. Sedangkan target Juni-Juli sudah harus beroperasi Asian Games. Mereka bilang akan mengejar dengan shift yang ditambah orang dan kita sangat khawatir masalah keselamatan kerjanya," kata Sandiaga.

"Kalau dikejar target selalu seperti itu, ada saja prosedur yang terlupakan demi efisiensi waktu," kata Sandiaga.