Liputan6.com, Jakarta Terhentinya pemerintahan federal (shutdown) berdampak ke berbagai pelayanan umum di Amerika Serikat (AS). Namun, otoritas penerbangan sipil AS (Federal Aviation Administration and Transportation Security Administration/FAATSA), memastikan jika sektor penerbangan tetap berjalan normal.
Seperti mengutip USA Today, Selasa (23/1/2018), maskapai penerbangan tetap beroperasi tanpa perubahan jadwal selama penutupan pemerintah federal. Sebab, lalu lintas udara dinilai merupakan pekerjaan yang sangat krusial.
Pejabat TSA David Pekoske mengakui jika shutdown pemerintahan menimbulkan kegelisahan. Hal tersebut juga mendapat perhatian besar karena berkaitan dengan pemeriksaan keamanan.
Advertisement
Baca Juga
"Namun semua pos pemeriksaan akan tetap berjalan normal," Pekoske memastikan.
Seperti diketahui, terhentinya pemerintahan membuat pejabat pemerintah dan pekerja di AS tidak bisa beroperasi sementara waktu hingga ada kesepakatan perihal anggaran di senat.
"Shutdown menyebabkan masyarakat menghabiskan banyak waktu untuk merencanakan ulang perekonomian dan memulihkan diri dari shutdown itu sendiri," kata Pekoske.
Adapun para pekerja yang paling merasakan dampak shutdown adalah mereka yang dibayar di akhir sesuai dengan jam kerjanya.
Di sektor penerbangan, TSA memperkirakan 52.629 dari total pekerja 58.007, ditambah marsekal udara federal terbebas dari permasalahan dana pemerintah tersebut.
Para pekerja ini dinilai memiliki pekerjaan yang sangat penting seperti menjaga keselamatan dan mengantarkan penumpang sehingga mendapatkan pengecualian. Demikian disampaikan Departemen Keamanan Dalam Negeri.
Selain penerbangan, sebanyak 54.461 dari 58.872 pekerja di Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan juga tetap bekerja bekerja selama shutdown berlangsung. Sebab, tugas mereka sebagai penegak hukum dan pemeriksa muatan di pelabuhan tidak dapat tergantikan.
Â
Â
Â
Ketidakpastian Dana
Ketidakpastian masalah pendanaan federal menjadi alasan utama maskapai dan anggota parlemen Partai Republik Bill Shuster, mengusulkan untuk memindahkan pengendali lalu lintas udara dari FAA ke perusahaan nirlaba yang diawasi industri.
Namun, penentang privatisasi khawatir jika mengeluarkan sistem pengawasan dapat menimbulkan masalah.
Presiden Asosiasi Pengendali Lalu Lintas Udara Nasional (National Air Traffic Controller Association/NATCA) Paul Rinaldi mengatakan shutdown dapat mengganggu sistem dan modernisasi maskapai pada jangka panjang.
Lebih dari 4.000 pekerja FAA yang menjaga dan memelihara keamanan kontrol lalu lintas udara tidak akan bekerja selama penutupan.
"Mengurangi tenaga kerja bukanlah hal yang baik bagi kepentingan ekonomi maupun sistem pengawasan penerbangan Amerika," kata Ahli Keselamatan Penerbangan AFL-CIO, Mike Perrone.
Advertisement