Sukses

Prospek Pertumbuhan Ekonomi Dunia Positif, Harga Minyak Melonjak

Harga minyak mentah Brent naik 93 sen atau 1,4 persen menjadi US$ 69,96 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik lebih dari 1 persen pada perdagangan Selasa dan harga Brent yang merupakan patokan harga minyak dunia hampir menyentul level US$ 70 per barel untuk pertamakalinya dalam pekan ini.

Pendorong kenaikan harga minyak adalah prospek pertumbuhan ekonomi dunia yang positif dan juga masih berlanjutnya pengendalian produksi oleh negara anggota organisasi eksportir minyak (OPEC) dan beberapa negara lainnya.

Mengutip Reuters, Rabu (24/1/2018), harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 90 sen menjadi US$ 64,47 per barel atau naik 1,4 persen. WTI mencapai level tertinggi sejak Desember 2014 pada 16 Januari di level US$ 64.89 per barel.

Sedangkan harga minyak mentah Brent naik 93 sen atau 1,4 persen menjadi US$ 69,96 per barel, tidak jauh dari level tertinggi tiga tahun di US$ 70,37 per barel yang dicapai pada 15 Januari.

Departemen Energi AS pada Rabu waktu setempat akan mengeluarkan data persediaan minyak mentah. Para analis memperkirakan bahwa pasokan minyak mentah di AS akan turun ke titik terendah sejak Februari 2015. Dalam jajak pendapat yang diadakan Reuters, persediaan minyak mentah AS berada di kisaran 1,6 juta barel.

"Jika data yang keluar sesuai dengan perkiraan maka harga minyak akan terus melanjutkan reli pada pekan ini," jelas analis senior CRG Associates, Andrew Lebow.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Ekonomi

The International Monetary Fund (IMF) pada Senin kemairn merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia. Sebelumnya, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global di angka 3,7 persen dan kemudian direvisi menjadi 3,9 pertumbuhan.

Perubahan tersebut setelah melihat kondisi pertumbuhan ekonomi dunia dan ekspektasi dampak dari kebijakan pemangkasan pajak yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS).

Dengan adanya kenaikan pertumbuhan ekonomi ini maka akan memicu kenaikan permintaan minyak mentah juga sehingga mendorong harga minyak menuju ke level US$ 70 per barel.

Selain itu, pendorong kenaikan harga minyak lainnya adalah usaha dari OPEC untuk mengendalikan pasokan miyak di dunia. Selama ini harga minyak jatuh ke level terendah karena pasokan yang cukup tinggi tidak diimbangi dengan permintaan.

OPEC dan beberapa negara non-OPEC seperti Rusia pun sejak awal 2017 kemarin bersepakat untuk mengendalikan pasokan sehingga secara pelan tetapi pasti mendorong kenaikan harga minyak.