Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memastikan, seluruh fasilitas penimbunan dan penyaluran baik untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) dalam kondisi normal. Pascagempa yang terasa di sekitar Banten hingga Jakarta pada Selasa 23 Januari 2018.
Unit Manager Communication & CSR MOR III Dian Hapsari Firasati mengatakan, sesaat setelah kejadian gempa, tim Pertamina Marketing Operation Region III langsung cek di seluruh fasilitas Terminal BBM, Terminal LPG, Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU), dan lembaga penyalur BBM & LPG.
"Setelah dicek menyeluruh, alhamdulillah kondisi sarana dan fasilitas kami dalam kondisi aman dan dapat berfungsi dengan baik," kata Dian, di Jakarta, Rabu (24/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Beberapa fasilitas yang terdekat dengan lokasi gempa antara lain Terminal BBM Tanjung Gerem dan Terminal LPG Tanjung Sekong yang berlokasi di Banten.
Demikian juga Terminal BBM dan LPG di lokasi lain yang ikut merasakan goncangan gempa seperti Terminal BBM Cikampek, Tasikmalaya, Balongan, Bandung, dan Jakarta. Semua dinyatakan aman dan dapat beroperasi normal.
Selain memastikan penyaluran berjalan normal, Pertamina juga melakukan pemantauan terhadap kondisi masyarakat pascagempa. Hingga saat ini, Pertamina terus berkordinasi dengan BPPD setempat untuk memonitor bantuan yang diperlukan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gempa di Banten
Untuk diketahui, hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa bumi berkekuatan 6,1 SR terjadi dengan koordinat episenter pada 7,23 LS dan 105,9 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 43 km arah selatan Kota Muarabinuangeun, Kabupaten Cilangkahan, Provinsi Banten pada kedalaman 61 km.
Sebelumnya, BMKG menginformasikan, gempa tersebut berkekuatan 6,4 SR. Pusat gempa berada di 7,21 Lintang Selatan dan 105,91 Bujur Timur tepatnya di 81 km Barat Daya Lebak, Banten dengan kedalaman 10 km.
Menurut Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Moch Riyadi, dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan berpotensi dirasakan di daerah Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bogor.
"Gempa bumi selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi berkedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempang Eurasia," ujar Riyadi dalam siaran persnya.
Hingga pukul 13.46 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
"Kepada masyarakat di sekitar wilayah Kabupaten Cilangkahan diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Riyadi.
Advertisement