Sukses

Bandara Tasikmalaya Bakal Dikembangkan pada 2018

Sejak Juni 2017, Bandara Wiriadinata telah dikerjasamakan untuk penerbangan sipil.

Liputan6.com, Tasikmalaya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengembangkan Bandara Wiriadinata Tasikmalaya pada 2018. Pengembangan bandara ini sejalan dengan peningkatan potensi penumpang dari dan ke Tasimalaya.

Sejak Juni 2017, Bandara Wiriadinata telah dikerjasamakan untuk penerbangan sipil. Alhasil, saat ini telah ada penerbangan komersial Wings Air sebanyak satu kali dalam sehari.

"Di jalur Selatan Jawa ini banyak bandara sebenarnya. Ini coba akan kita maksimalkan untuk mempermudah mobilitas masyarakat dan meningkatkan ekonomi di wilayah Selatan Jawa," kata Kepala Bagian Kerja Sama dan Humas Ditjen Hubud Agoes Soebagio dalam diskusi di Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (25/1/2018).

Seiring kerja sama dengan penerbangan sipil, bandara yang menjadi wilayah TNI-AU ini telah memperpanjang runway sepanjang 200 meter (m) menjadi 1.400 m pada 2017. Rencananya, runway tersebut kembali diperpanjang menjadi 1.600 m.

Tak hanya itu, untuk mempermudah aksesibilitas pesawat, Kemenhub juga bakal membangun taxi way, serta meningkatkan kapasitas terminal penumpang.

 

2 dari 2 halaman

Sisi Navigasi

Dari sisi navigasi, AirNav Indonesia juga menyatakan komitmen dalam pengembangan Bandara Wiriadinata tersebut. Saat ini, proses pendaratan dan take off di Bandara Wiriadinata masih mengandalkan pengamatan visual.

"Tahun ini kita akan lengkapi fasilitas navigasi satelit, jadi pendaratan itu bisa menggunakan instrumen dan tidak lagi secara visual. Dengan begitu, keselamatan dan keamanan penerbangan bisa lebih baik," ucap Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto.

AirNav Indonesia mengaku akan menjadikan jalur udara selatan Jawa sebagai tol udara. Selain mengurangi kepadatan di wilayah utara Jawa, hal ini juga meningkatkan efisiensi maskapai menuju beberapa kota seperti di Yogyakarta dan Solo.

Perlu diketahui, penerbangan Wings Air dari Bandara Halim menuju Bandara Wiriadinata ini mencatatkan load factor rata-rata sebesar 80 persen.

Keberadaan transportasi udara ini mempersingkat waktu tempuh dari Jakarta yang jika ditempuh jalur darat sekitar 5-6 jam, kini menggunakan pesawat hanya 40 menit.

Video Terkini