Sukses

Kadin: Ada Lebih 10 Kasus Kecelakaan Konstruksi dalam 6 Bulan

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong upaya pencegahan kecelakaan konstruksi di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong upaya pencegahan kecelakaan konstruksi di Indonesia. Hal ini menyusul banyak terjadinya kasus kecelakaan kerja di sektor infrastruktur yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.

Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Konstruksi dan Infrastruktur, Erwin Aksa mengatakan, pada periode ‎Agustus 2017 sampai Januari 2018, tercatat telah terjadi lebih dari 10 kasus kecelakaan konstruksi di proyek infrastruktur yang mengakibatkan beberapa pekerja meninggal dan menderita cidera.

Hal tersebut sejalan dengan data BPJS bahwa konstruksi merupakan sektor industri penyumbang terbesar dalam hal angka kecelakaan kerja di Indonesia.

“Apabila pengawasan dan jaminan keselamatan kerja serta kualitas infrastruktur kurang menjadi perhatian, maka akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan dan sangat merugikan semua pihak seperti misalnya pemilik, kontraktor, konsultan maupun tenaga kerja itu sendiri,” ujar dia di Kantor Kadin, Jakarta, Kamis (25/1/2018).‎‎‎

Menurut dia, maraknya kasus kecelakaan dalam proyek konstruksi yang terjadi hampir berturutan menjadi peringatan bagi semua pihak terkait aspek keselamatan dan kecelakaan kerja yang kurang mendapat perhatian.‎

Padahal dalam Permen PU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Sistem Manajemen K3 Konstruksi sudah telah diatur setiap proyek yang tidak memenuhi standar keamanan dan keselamatan akan dikenai sanksi dari surat peringatan sampai penghentian pekerjaan.

“Kami harapkan ada solusi segera dari semua akar permasalahan kecelakaan konstruksi yang terjadi akhir-akhir ini, agar menjadi perhatian bagi para kontraktor. Karena apabila izinnya di cabut, secara tidak langsung akan menghambat pembangunan infrastruktur yang sedang digenjot oleh pemerintah. Dampaknya akan merugikan semua pihak seperti pemerintah sebagai pemilik, kontraktor, dan masyarakat yang semakin panjang terganggu aktivitasnya akibat adanya pembangunan infrastruktur," jelas dia.‎

Selain itu, untuk menjamin adanya keselamatan kerja juga perlu adanya tenaga terampil dan berpengalaman guna memastikan setiap proyek yang digarap berjalan lancar mutlak diperlukan.

Pada 2017, lanjut dia, baru sekitar 150 ribu tenaga ahli yang tersertifikasi di semua level, baik perencana, pengawas, maupun pelaksana proyek. Idealnya, jumlah tenaga ahli ini sekitar 500 ribu-750 ribu orang, hal ini akan menjadi tantangan bagi para kontraktor dan asosiasi.

"Perusahaan-perusahaan kontraktor nasional yang kini sedang berkejaran dengan waktu penyelesaian berbagai proyek infrastruktur seyogianya turun tangan langsung memastikan pengawasan dan jaminan keselamatan kerja serta kualitas infrastruktur di lapangan,” tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Konstruksi LRT Kayu Putih Jatuh

Untuk diketahui, Konstruksi proyek Light Rapid Transit (LRT) di daerah Kayuputih, Pulo Gadung, Jakarta Timur, jatuh pada Senin (22/1/2018) dini hari.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dalam akun Twitter-nya mengungkap, insiden tersebut mengakibatkan lima orang terluka.

"INFO JATUHNYA KONSTRUKSI LRT Senin, 22 Januari 2018, pukul 00.10 WIB. (Situasinya) dalam penanganan," tulis BPBD DKI Jakarta tanpa menjelaskan penyebab terjadinya insiden itu.

Jalur LRT yang roboh merupakan bagian dari penghubung Kelapa Gading-Velodrome yang rencananya digunakan sebagai persiapan menghadapi penyelenggaraan Asian Games tahun ini.

Proyek transportasi massal yang menghabiskan anggaran Rp 57 miliar itu sudah mulai dikerjakan sejak pertengahan 2016.

 

3 dari 3 halaman

Balok Girder di Proyek Tol Depok-Antasari Ambruk

Sebelumnya,  balok Girder dalam konstruksi jembatan pengganti ruas Lebak Bulus-Kampung Rambutan di kawasan Antasari ambruk. Menurut Kapolres Jakarta Selatan Kombes Mardiaz Kusin, jatuhnya beton tersebut disebabkan tersenggol ekskavator.

"Karena tersenggol ekskavator yang dikemudikan operatornya," ucap Kombes Mardiaz kepada Liputan6.com, Selasa (2/1/2018).

Kejadian ini diduga murni human error, karena tidak terjadi masalah dalam hal konstruksi. Bahkan, balok girder pun sudah diberi perkuatan antara satu dengan yang lainnya.

"Balok Girder sudah di-brecing atau diberi perkuatan satu dengan yang lainnya. Namun saat memuat tanah ke dumptruck, dugaan balok girder tersenggol arm ekskavator (alat berat) saat manuver atau memutar," jelas Mardiaz.

Akibatnya, 6 buah balok girder pun jatuh dan menimpa 1 buah dumtruk yang sedang memuat tanah. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Saat ini, area kejadian sudah disterilkan dan dipasang garis polisi.

Pihak proyek sendiri telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat. Pihak kepolisian pun sedang melakukan proses investigasi terhadap kepala proyek dan para operator.