Sukses

Menhub dan MenPAN-RB Lantik 50 Penerbang

50 wisudawan STPI, Program Diploma II Penerbang Sayap Tetap Angkatan II Gelombang II dilantik pada Sabtu 27 Januari 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya‎ Sumadi dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur melantik 50 wisudawan Sekolah Tinggi Penerbang Indonesia (STPI), Program Diploma II Penerbang Sayap Tetap Angkatan II Gelombang II.

Asman Abnur yang bertindak selaku inspektur upacara pelantikan mengatakan, selesainya masa pendidikan penerbanganan di STPI merupakan langkah awal untuk terjun di dunia nyata.

‎"Sebuah akhir perjuangan untuk memperoleh ilmu penerbangan sebelum terjun ke dunia nyata," kata Asman, saat memberikan amanat upacara, di STIP Curug, Tangerang, Sabtu. (27/1/2018).

Asman melanjutkan, ilmu yang didapat dari STIP merupakan bekal untuk terjun ke lapangan. Namun, tidak menutu‎p kemungkinan dalam dunia kerja akan terjadi perubahan karena perkembangan industri penerbangan yang dinamis.

"Berbagai materi yang diajarkan di sekolah ini akan menjadi bekal dalam menjalankan pekerjaan, tetapi dalam dunia nyata akan berubah dengan cepat. Apa yang dipelajari bisa jadi tidak lagi bisa diterapkan dengan kondisi di lapangan," papar dia.

Sebagai informasi, Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Nomor SK 112 tahun 2018‎ jumlah wisudawan yang dinyatakan lulus sebanyak 50 orang.

Adapun rinciannya adalah enam orang lulus dengan pujian (cum laude), serta 44 orang lulus sangat memuaskan.

Selanjutnya, 50 orang penerbang lulusan Diploma II Penerbangan sayap tetap angkatan ke-67 akan diberikan pelatihan Airline Transportasi Pilot License (ATPL) Ground dengan lama pendidikan 1 bulan.

Kepada lulusan sebelumnya, yaitu program Diploma II Penerbangan sayap tetap angkatan ke-65 akan diberikan pelatihan Multi Engien Rating sebanyak 15 jam terbang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Menhub Tata Kembali Sekolah Penerbangan

Sebelumnya, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi akan menata ulang manajemen sekolah penerbangan yang mencetak pilot-pilot di Indonesia. Penataan ini dilakukan karena jumlah lulusan pilot tidak bisa diserap oleh industri penerbangan dalam negeri.

Budi menjelaskan, jumlah pilot yang belum mendapat pekerjaan mencapai ribuan. Tepatnya, saat ini terdapat kurang lebih 1.200 pilot belum bekerja. Menurut dia, banyaknya lulusan sekolah penerbangan yang belum bekerja tersebut sangat merugikan.

"Saya memikirkan bahwa harus diberikan suatu cara yang memang profesional, jangan bikin sekolah sembarangan. Sekolahnya akan kita kurangi, jumlahnya akan kita batasi," kata Budi Karya di Jakarta, Jumat, 8 September 2017.

Untuk memfasilitasi 1.200 pilot yang belum mendapatkan pekerjaan, Budi Karya mengaku akan melakukan seleksi ketat, sehingga bisa diserap oleh industri penerbangan di Indonesia.

Dalam pemberdayaan pilot ini, Kemenhub akan bekerja sama dengan para pengelola maskapai di Indonesia. Dengan begitu, diharapkan juga bisa mengurangi penggunaan pilot asing di Indonesia.

"Tahap pertama akan ambil 300-400 pilot. Dari situ dididik, tidak tahu nanti apakah satu bulan apakah dua bulan. Setelah dididik kita lihat lagi yang 100 terbaik harus segera diterima di maskapai," ujar Budi Karya.

Sementara bagi pilot yang tidak lolos seleksi, bisa diikutkan dalam program magang di seluruh maskapai di Indonesia.

Ditegaskan Budi Karya, pilot merupakan salah satu profesi yang dicita-citakan para pemuda Indonesia. Untuk itu, sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah bisa menjamin para lulusan pilotnya bisa segera bekerja.