Sukses

Coincheck, Bursa Uang Virtual di Jepang Kehilangan Dana Rp 7 T

Coincheck yang disebut sebagai bursa bitcoin dan mata uang virtual lainnya yang terkemuka di Asia mendeteksi kalau ada akses yang tidak sah.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu bursa mata uang virtual terbesar di Jepang, Coinchek kehilangan uang virtual senilai sekitar 53 miliar yen atau US$ 530 juta. Angka itu setara Rp 7,05 triliun (asumsi kurs Rp 13.311 per dolar Amerika Serikat).

Bursa uang virtual the Coincheck mengatakan, kalau pihaknya menghentikan penjualan dan penarikan mata uang virtual yang disebut NEM. The Coinchek juga membatasi transasi mata uang digital lainnya.

Pada konferensi pers, Jumat malam waktu setempat, Presiden Direktur Coincheck Koichiro Wada membungkuk dan meminta maaf. Mengutip laman Washington Post, Sabtu (27/1/2018), Wada menuturkan, pihaknya mungkin mencari bantuan keuangan.

Coincheck yang disebut sebagai bursa bitcoin dan mata uang virtual lainnya yang terkemuka di Asia mendeteksi kalau ada akses yang tidak sah ke sistemnya sekitar pukul 3 dini hari.

Mengutip laman Bloomberg, Co-Founder Coinchek Yusuke Otsuka mengatakan, kalau pihaknya tidak tahu bagaimana token senilai 500 juta bisa hilang. Pihaknya menjamin keamanan semua aset klien.

"Kami tahu dana tersebut dikirim. Kami melacak mereka, dan jika kami terus melacak, mungkin dapat memulihkannya. Namun, hal itu sedang kami selidiki," ujar Otsuka.

Otoritas keuangan Jepang pun sedang menyelidiki fakta seputar laporan Coincheck. Hilangnya dana di bursa mata uang virtual tersebut diperkirakan terbesar kerugiannya sejak muncul bitcoin pada 2009.

NEM merupakan mata uang virtual terbesar ke-10 berdasarkan nilai pasar. Nilainya turun 11 persen dalam 24 jam menjadi 87 sen. NEM sendiri dibangun dengan sistem blockchain. Akan tetapi, metode digunakan lebih mudah transaksinya ketimbang bitcoin yang lebih rumit. Sementara itu, nilai mata uang virtual lainnya yaitu bitcoin melemah 3,4 persen dan ripple tergelincir 9,9 persen.

Saksikan Video Pilihan Lain di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Bikin Kaget Investor

Kabar hilangnya dana di bursa Coincheck pun membuat kaget salah satu investornya. "Saya terkejut," ujar Takeshi Fujimaki, Politisi Jepang.

Dalam akun media sosial twitter Fujimaki menulis kalau dia memiliki investasi 10 juta yen bitcoin di Coincheck. Bursa mata uang virtual ini didirikan pada 2012, dan memiliki 71 karyawan pada Juli dengan kantor pusat di distrik Shibuya.

Jepang merupakan pasar mata uang virtual terbesar di dunia. Para pembuat kebijakan telah mengenalkan sistem perizinan untuk meningkatkan pengawasan di tempat lokal. Hal ini juga untuk mencegah kembali runtuhnya bursa Mt Gox yang mengguncang pasar mata uang virtual pada 2014.

"Apa dampaknya yang langgeng? Sulit dikatakan. Jepang merupakan negara yang pro mata uang virtual di antara negara G-20. Jadi akan sangat menarik bagaimana regulator Jepang menanggapi hal ini," ujar Marc Ostwald, Global Strategist ADM Investor Services International di London.