Liputan6.com, Jakarta Pembangunan proyek Jalan Tol Kunciran-Serpong yang dioperasikan PT Marga Trans Nusantara (MTN), ditargetkan rampung pada November 2018.
Adapun perkembangan pembangunan fisik proyek jalan tol sepanjang 11,20 kilometer (km) ini mencapai 35,90 persen hingga minggu akhir pada Januari 2018.
Sedangkan dari aspek pembebasan lahan, proyek Jalan Tol Kunciran-Serpong sudah menguasai 94,30 persen lahan.
Advertisement
Baca Juga
Melihat perkembangan pembangunan fisik dan pembebasan lahan yang positif, Presiden Direktur PT MTN Agus Achmadi mengaku optimistis mampu menyelesaikan proyek tersebut dan mengoperasikannya sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
"PT MTN selaku anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk terus melakukan percepatan demi mengejar target tersebut," kata dia dalam keterangannya, Senin (29/1/2018).
Selain itu, dalam membangun Jalan Tol Kunciran-Serpong, PT MTN akan berkoordinasi dengan PT Jasamarga Kunciran Cengkareng (JKC) dan PT Cinere Serpong Jaya (CSJ). Sebab nantinya jalan tol ini akan terhubung dengan Jalan Tol Kunciran-Cengkareng dan Jalan Tol Serpong-Cinere.
Jalan Tol Kunciran-Serpong merupakan bagian dari jaringan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road 2 (JORR 2) yang akan menghubungkan Bandara Soekarno-Hatta hingga Cibitung.
"Jaringan jalan tol ini berfungsi memecah lalu lintas yang saat ini menumpuk di dalam kota Jakarta, maupun di JORR," ucap Agus.
Tonton Video Pilihan Ini:
Segera Terintegrasi, Tarif Tol JORR Bakal Naik
Pemerintah berencana menyesuaikan tarif tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Namun, kenaikan tarif tersebut akan dilakukan bersamaan dengan integrasi ruas tol sepanjang 64 kilometer (km) tersebut.
AVP Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru mengatakan saat ini masing-masing bagian dari JORR dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol yang berbeda.
Selain milik Jasa Marga, ada pula bagian ruas JORR yang dikelola PT Hutama Karya (HK), PT Jakarta Lingkar Baratsat (JLB) dan PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ).
"Jadi JORR S punyanya HK, JORR W1 itu JLB, JORR W2 itu MLJ dan Jasa Marga itu Pondok Ranji-Ulujami dan JORR E1, E2, E3. Jadi ada empat BUJT," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (29/1/2018).
Menurut dia, integrasi tersebut akan dilakukan dengan menghilangkan gerbang tol Kayu Besar dan Meruya. Sedangkan untuk penyesuaian tarifnya dihitung berdasarkan rata-rata panjang perjalanan dan inflasi.
"Jadi (penyesuaian tarif) akan bersamaan dengan integrasi JORR tarif barunya, dengan dihilangkannya barrier Kayu Besar dan Meruya. Jadi empat itu akan keluar angka baru itu merupakan tarif baru JORR yang integrasi yang berdasarkan panjang perjalanan rata-rata pengguna jalan di tol JORR dan sudah mengakomodasi inflasi dalam dua tahun terakhir," jelas dia.
Menurut Heru, saat ini empat BUJT tengah melakukan perhitungan soal tarif baru JORR setelah nantinya terintegrasi.
Dia berharap integrasi dan penyesuaian tarifnya bisa dilakukan dalam waktu dekat.‎‎"Kami empat BUJT dalam proses integrasi seperti menyepakati tarif integrasi. Targetnya dalam waktu dekat," tandas dia.
Tonton Video Pilihan Ini:
‎‎
Â
Advertisement