Sukses

Produsen Kereta Madiun Incar Pasar Sri Lanka hingga Afrika

Sri Lanka berencana membeli 200 kereta dari INKA senilai Rp 800 miliar.

Liputan6.com, Jakarta PT INKA terus menjajaki pasar ekspor. Tahun ini, produsen kereta asal Madiun tersebut tengah mengincar pasar ke Sri Lanka hingga Afrika.

Direktur Utama INKA Budi Noviantoro mengaku pihaknya tengah berkomunikasi dengan Sri Lanka. Namun, Sri Lanka diketahui masih mengalami kendala soal pembiayaan.

"Jadi mereka teknis oke, cuma enggak punya uang. Kita yang bawa Bank Exim kita ke sana pakai buyer kredit.Tinggal ada deal saja mereka. Kemarin sudah deal, cuma bagaimana kita itu nanti bayarnya, kemungkinan nanti dari Bank Exim-nya ke pemerintah dia, ke bank bayar kita. Apalagi Pak Presiden ke sana mudah-mudah lebih didorong lagi," ucap dia di DPR Senayan, Jakarta, semalam, Senin (29/1/2018).

Dia bilang, Sri Lanka berencana membeli 200 kereta dari INKA. Nilai kereta tersebut sekitar Rp 800 miliar. "Kira-kira 200 kereta, gerbong Rp 800 miliar kira-kira," ucapnya.

Selain itu, INKA juga berencana masuk ke Thailand. Saat ini, INKA tengah masuk ke proses lelang. "Thailand juga mau lelang, lokomotif 150," dia menambahkan.

Bukan hanya itu, INKA juga berencana masuk ke Afrika. "Kemudian di Afrika, Zambia 30 lokomotif. Kita lagi nego dengan Bombardier," kata dia.

Selanjutnya, INKA berencana kembali menjual kereta ke Filipina. Sebelumnya, INKA juga telah meneken kontrak untuk dua trainset.

"Yang sudah kontrak Filipina, yang sedang proses tender Filipina juga, sama Sri Lanka," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Jokowi Bahas Ekspor Kereta Inka di Sri Lanka

Indonesia dan Sri Lanka sepakat untuk bekerja sama dengan fokus pada sektor ekonomi dan perdagangan. Selain itu, kedua negara juga memberikan perhatian besar pada pembangunan kapasitas dan kerja sama Indo Pasifik.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan hal itu dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena di Presidential Secretariat, Colombo, Sri Lanka, Rabu, 24 Januari 2018.

‎Di bidang ekonomi dan perdagangan, Presiden Jokowi mendorong ekonomi kedua negara menjadi lebih kompetitif. ‎

"Salah satunya adalah melalui pembentukan Free Trade Agreement (FTA). Dan saya gembira karena penjajakan FTA telah dimulai," ujar Jokowi dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (25/1/2018).

Terkait hal tersebut, ‎Jokowi meminta negosiasi FTA dilakukan secara bertahap dimulai dengan negosiasi Trade in Goods (TIGs). Mengingat Indonesia telah melakukan pengaturan semacam ini dengan beberapa negara, dia mengharapkan negosiasi FTA-TIGs dapat diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari dua tahun.

"Saya menyambut baik kesepakatan untuk membentuk Kelompok Kerja Perdagangan dan Investasi," kata dia.‎

Indonesia juga menyambut baik kerja sama "Cross Regional Cumulation" di sektor tembakau yang sudah berlaku sejak 2014 dan mengharapkan pengaturan yang sama dapat dilakukan untuk fabrics.

Selain itu, Jokowi menyampaikan kesiapan Indonesia untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka. Salah satu isi pembicaraan yang akan ditindaklanjuti adalah rencana PT Inka untuk mengekspor gerbong penumpang atau barang ke Sri Lanka.

Selain itu, Sri Lanka merupakan salah satu negara yang menjadi prioritas Indonesia dalam kerja sama pembangunan kapasitas. Oleh karena itu, Jokowi mengusulkan kerja sama dalam penanganan bencana dan pendidikan.

"Sebagai sesama negara yang rentan bencana alam, kedua negara perlu memperkuat kerja sama untuk tingkatkan kesiapan dan kewaspadaan, dan pengelolaan dampak bencana," ucap Jokowi.

Sementara itu, untuk kerja sama di kawasan Samudra Hindia, Jokowi melihat ada potensi ekonomi yang sangat besar di sana.

Indonesia dan Sri Lanka dapat berkontribusi untuk mewujudkan Kawasan Samudera Hindia yang damai, stabil, dan sejahtera. Menurut dia, sudah saatnya lingkar Samudra Hindia dikaitkan kerja samanya dengan Samudra Pasifik kerja sama Indo-Pasifik.

"Kerja sama Indo-Pasifik ini harus dilakukan secara terbuka dan transparan, inklusif, dan menghormati hukum internasional. Kerja sama ini juga harus didasarkan rasa saling percaya (confidence building) dan habit of dialogue," ungkap dia.‎

Menurut Jokowi, arsitektur kawasan tersebut akan baik jika dibangun melalui pendekatan building blocks. "‎Di sinilah peran IORA di mana Indonesia dan Sri Lanka menjadi anggota, menjadi penting artinya," tutur dia.‎

Sementara itu, saat tiba di Presidential Secretariat pada pukul 18.00 waktu setempat, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo disambut Presiden Sirisena dan Ibu Jayanthi Pushpa Sirisena di depan lapangan upacara. Setelah itu, Presiden Jokowi dan Presiden Sirisena menuju Dais Kehormatan untuk mengikuti upacara kenegaraan.

Malam harinya, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana menghadiri jamuan santap malam kenegaraan di President’s House.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Iriana, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka I Gusti Ngurah Ardiyasa, Kepala BNN Komjen Budi Waseso dan Kepala BNPP (Basarnas) Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi.

Â