Sukses

Jepang Hibahkan Dana Buat Bangun 6 Pelabuhan Ikan di RI

Hibah ini, otomatis akan membantu Indonesia untuk mengembangkan industri perikanan.

Liputan6.com, Natuna - Jepang akan menghibahkan dana untuk membantu Indonesia membangun enam titik Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT). Hibah tersebut melalui  Japan International Coorporation Agency (JICA).
 
"Jadi di luar dana APBN kita berhasil mendapatkan kerjasama dengan pemerintahan Jepang oleh JICA. Jepang akan membangun 6 titik SKPT untuk pelabuhan dan fasilitasnya," kata 
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sjarief Widjaya, di Natuna, Selasa (30/1/2018).
 
 
Ia menjelaskan, karena bersifat hibah maka tidak ada imbal balik untuk Jepang. Hibah ini, otomatis akan membantu Indonesia untuk mengembangkan industri perikanan.
 
"Jepang akan mendampingi dari sisi kualitas, pengirimannya, packaging, dan fasilitas pelabuhan lainnya.
 
Enam lokasi hibah tersebut antara lain Natuna, Moa, Saumlaki dan Morotai. Sayangnya, Sjarief belum bisa mengungkapkan berapa nilai hibah tersebut. 
 
Untuk diketahui, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan lokasi pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu di pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan. 
 
Ini sesuai Keputusan Menteri (Kepmen) No.51 Tahun 2016 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan yang telah ditetapkan pada 27 September 2016.
 
Sampai dengan 2019 akan ada 20 SKPT yang akan dibangun. Hibah dari Jepang ini di luar SKPT yang ditetapkan dari Kepmen tersebut.
 
Tonton Video Pilihan di Bawah Ini:
 
 
2 dari 2 halaman

Menteri Susi: SKPT Natuna Siap Diresmikan Jokowi

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menyatakan bahwa Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Natuna, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, sudah siap untuk diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Susi mengunjungi SKPT tersebut pada Senin (29/1/2018) untuk melihat proses pembangunannya.

"Ya saya pikir sudah siap, sudah tinggal beres-beres memperbanyak nelayan, kemudian menghadap presiden menyampaikan SKPT sini siap diresmikan," jelas dia.

Wanita asal Pangandaran ini mengaku, SKPT tersebut sudah berjalan sejak Juli 2017. Berbagai sarana dan prasarana penunjang terus ditambah agar proses jual beli ikan bisa menguntungkan semua pihak, terutama nelayan.

Dalam SKPT seluas tiga hektare (ha) tersebut, kata Susi Pudjiastuti terdapat berbagai fasilitas, seperti dua dermaga untuk bersandar kapal nelayan berukuran besar dan kecil.

Disediakan juga pelelangan ikan dan dermaga untuk bersandar kapal nelayan cool storage berkapasitas 200 ton yang saat ini dikelola oleh Perum Perikanan Indonesia (perindo).

Terdapat juga koperasi yang menyediakan berbagai keperluan pelaut. Tak ketinggalan juga ada Stasiun Bahan Bakar milik Pertamina guna memasok Solar bagi kapal nelayan. Khusus untuk Tempat Pelelangan Ikan (TPI) memang belum berfungsi maksimal.

"Sekarang ini karena pembeli baru Perindo ya langsung ke Perindo. Ke depan kita akan panggil banyak, karena ini cold storage-nya baru satu, di sini ada lahan kosong, kita akan sewakan kita akan bangun yang 1.000 ton," jelas Susi Pudjiastuti.

Â