Sukses

Kenaikan Harga Minyak Dunia Bisa Dongkrak Angka Inflasi

Angka inflasi bisa lebih tinggi lagi jika nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah.

Liputan6.com, Jakarta - Naiknya harga minyak dunia bisa turut berdampak kepada angka inflasi. Kenaikan harga minyak dunia akan mendorong kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan berpengaruh kepada banyak harga lainnya. 

Kepala Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk Anton Hendranata menjelaskan, kenaikan harga minyak dunia akan berpengaruh kepada harga BBM. Menurutnya, kenaikan harga BBM ini akan berpengaruh kepada banyak hal seperti harga listrik, ongkos distribusi dan lainnya. Alhasil, harga barang pun akan juga naik sehingga mendorong angka inflasi. 

Ia melanjutkan, angka inflasi bisa lebih tinggi lagi jika nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah. Anton memproyeksikan, nilai tukar rupiah pada tahun ini akan sedikit melemah dibanding 2017.

"Diperkirakan, nilai tukar rupiah di angka 13.575 per dolar AS, sedikit melemah dari yang sebelumnya 13.548 per dolar AS pada tahun lalu," jelasnya pada saat Media Workshop bertema Economy Outlook 2018 di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

"Pelemahan nilai tukar tersebut tapi tidak separah pada tahun sebelumnya, di mana pada 2016 rupiah berada di angka 13.417 per dolar AS," tambah dia.

Akan tetapi, dia memberi catatan bahwa kenaikan inflasi masih terhitung kecil jika minyak dunia tidak mengalami lonjakan harga.

"Inflasi akan masih tetap di kisaran segitu dengan catatan, pemerintah tidak naikin (harga) bensin. Kalau umpamanya harga minyak dunia naik terus, saya enggak tahu caranya gimana," ucapnya.

"Kalau sampai dinaikin harga bensin, maka inflasi ini akan naik, bisa menekan harga beli, berisiko lagi. Biasanya kalau naikin harga bensin, Presiden bisa jadi tidak populer lagi," tambah Anton.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Pencabutan subsidi

Dia menceritakan soal kebijakan Presiden Joko Widodo yang sempat mencabut subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada akhir 2014. Pada waktu yang sama, harga minyak dunia juga sedang mengalami penurunan.

"Dulu pas Jokowi mula-mula jadi Presiden itu beruntung. Dia mencabut subsidi bensin, bersamaan dengan pada waktu itu harga minyak dunia turun. Sehingga pas subsidi bensin udah dicabut, harganya turun lagi kan?" jelasnya.

Dia berharap, pemerintah tetap menaruh perhatian lebih lanjut perihal kemungkinan naiknya harga minyak dunia agar tidak terjadi kekacauan inflasi.

"Rakyat enggak ngerti tuh mau subsidi dicabut atau bagaimana, yang penting harganya turun. Sekarang ujiannya di 2018-2019 adalah, ketika harga oil price naik, apa strategi pemerintah untuk mengatasi itu?" pungkasnya.