Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2017 sebesar 5,07 persen. Angka ini lebih baik jika dibanding 2016 yang realisasinya sebesar 5,03 persen, tetapi lebih rendah dari target pemerintah 5,2 persen di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017.Â
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, kurang maksimalnya pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun lalu dikarenakan beberapa hal. Salah satunya kenaikan konsumsi rumah tangga tak seperti yang diharapkan.
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, indikator untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi yang paling penting adalah investasi, ekspor, dan konsumsi rumah tangga.
"Kita lihat investasi bagus enggak? Bagus. Ekspor juga tumbuh. Hanya saja pada saat bersamaan konsumsi rumah tangga masih terbatas di 4,95 persen. Kalau mau ekonomi di atas 6 persen, ketiga komponen itu harus beriringan," kata Suhariyanto di kantornya, Senin (5/2/2018).
Minimnya pengeluaran rumah tangga masyarakat pada 2017, dia mengindikasi, karena kurang terjaganya situasi politik dan kemanan di dalam negeri sepanjang 2017.
Di sisi lain, pemerintah diminta terus melanjutkan program deregulasi untuk terus menopang investasi yang masuk ke Indonesia.
Mengenai ekspor, Suhariyanto mengaku terjadi peningkatan. Hanya saja peningkatan itu belum maksimal. Terbukti, volume ekspor Indonesia masih kalah dibanding beberapa negara tetangga. Padahal Indonesia memiliki kondisi geografis wilayah yang lebih besar.
Untuk itu, BPS mengusulkan agar produk-produk berbasis sumber daya alam lebih ditingkatkam nilai tambahnya, untuk kemudian diekspor. Dengan begitu, daya saing Indonesia akan semakin meningkat.
"Jadi bisa tidak pertumbuhan ekonomi kita di atas 6 persen? Bisa, tapi ada syaratnya. Masih banyak peluang yang sebenarnya bisa kita maksimalkan,"Â Suhariyanto menerangkan.Â
Perlu diketahui, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV-2017 sebesar 4,97 persen (yoy). Angka ini naik tipis jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal III 2017 sebesar 4,93 persen.Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BPS: Ekonomi RI Tumbuh 5,07 Persen pada 2017
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2017 mencapai 5,07 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh belanja pemerintah dan inflasi yang terkendali.
"Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2017 tercatat 5,19 persen. Namun jika secara kumulatif di 2017, ekonomi Indonesia tumbuh 5,07 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto, Senin (6/11/2017).
Suhariyanto menuturkan, angka pertumbuhan tersebut ditopang oleh belanja pemerintah dan juga inflasi yang terkendali. BPS mencatat, inflasi sepanjang 2017 di angka 3,16 persen.
Sedangkan untuk realisasi belanja pemerintah meningkat 29,22 persen pada kuartal IV 2017. "Ini dipicu oleh belanja modal, barang, dan pegawai," tambah dia.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dialami oleh sektor jasa perusahaan yang mencapai 9,25 persen. Kemudian disusul oleh sektor informasi dan komunikasi yang mencapai 8,99 persen dan jasa lainnya mencapai 8,87 persen.
Advertisement