Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terhadap kendaraan dinas dan kantornya merupakan suatu hal yang normal. Hal tersebut rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Luhut menyatakan, pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mensterilkan kantor, kendaraan, hingga rumah dari kemungkinan penyadapan. Luhut juga mengaku tidak pernah curiga jika ada pihak-pihak yang melakukan penyadapan terhadapnya.
Advertisement
Baca Juga
"Kan memang setiap berapa bulan, ya ruangan itu disterilkan termasuk rumah, mobil. (Curiga disadap?) Enggak sih, itu memang prosedur, SOP (standard operating procedure)," ujar dia di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Selain itu, menurut Luhut, pemeriksaan oleh BSSN ini bukan dilakukan terhadap dirinya saja, tetapi juga terhadap pejabat negara lain. Oleh sebab itu, pemeriksaan seperti ini merupakan hal yang biasa saja.‎
"(Pemeriksaan sampai ke rumah?) Ya kadang-kadang mereka periksa gitu, dan bukan hanya saya," tandas dia.
Â
Â
Badan Siber Periksa Kantor Luhut
Sebelumnya, BSSN melakukan pemeriksaan terhadap mobil dinas dan ruangan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan. Pemeriksaan yang berlangsung sekitar pukul 10.00 WIB tersebut dilakukan sebagai antisipasi adanya penyadapan terhadap Purnawirawan TNI tersebut.
‎Kepala Biro Umum Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman Djoko Hartoyo mengatakan, ‎pemeriksaan yang dilakukan oleh BSSN tersebut atas permintaan dari Kemenko Kemaritiman. Pemeriksaan ini juga bukan yang pertama dilakukan oleh BSSN.
‎"Sebulan yang lalu datang ke BSSN yang kemarin juga Kepala BSSN datang ke sini. Biasanya ke tempat A1, cuma kita minta untuk di (mobil) siapa tahu ada yang masang penyadap. Mobilnya Pak Menko (Luhut) disadap," ujar dia di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Djoko menegaskan, pemeriksaan tersebut bukan lantaran ada indikasi penyadapan yang dilakukan pihak tertentu terhadap Menko Luhut. Hal ini hanya sebagai langkah antisipasi semata.
‎"(Indikasi penyadapan?) Oh enggak, kita selalu tugas BSSN juga itu kebetulan saya di awal sekali waktu pertama kita juga minta waktu itu untuk mengamankan. Yang kedua biasanya kalau ada tamu negara, PM (Perdana Menteri) sama. Kita juga lakukan itu. Waktu itu ada PM Skandinavia Denmark Norwegia ke sini, pasukan Paspampres juga dari teman-teman BSSN melakukan standar sama dengan Istana," kata dia.
Selain itu, dari sejumlah pemeriksaan yang telah dilakukan selama ini, lanjut Djoko, belum ditemukan adanya aksi penyadapan terhadap Menko Luhut.
Advertisement