Sukses

Mendag Naikkan Target Ekspor Nonmigas Jadi 11 Persen Tahun Ini

Mendag menaikkan target ekspor nonmigas menjadi 11 persen dari sebelumnya di kisaran 5-7 persen di 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) merevisi target pertumbuhan ekspor nonmigas menjadi 11 persen pada 2018. Target tersebut naik dibanding patokan sebelumnya yang sebesar 5 persen-7 persen.

Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita menyatakan optimistis ekspor nonmigas mampu tumbuh 11 persen di tahun ini. Sebab sebagai perbandingan, pada 2017, ekspor nonmigas ditargetkan 5,6 persen. Namun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga November 2017, pertumbuhannya telah mencapai 16,89 persen.

"Realistis (pertumbuhan ekspor 11 persen). Itu suatu yang harus kita capai dan bukan hanya sekedar angka yang tidak achievable. Karena kalau kita lihat kemarin, pertumbuhan kita targetnya 5,6 persen, tercapai 16 sekian persen. Jadi itu yang kita optimis bisa mencapai," ujar Enggar di Kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (7/2/2018).

Menurut Enggar, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), setiap Kementerian dan Lembaga diminta untuk bekerja di luar rutinitas yang selama ini dilakukan. Dengan target ekspor yang lebih tinggi, maka diharapkan Kemendag juga bisa bekerja lebih keras lagi.

"Kalau kita mau lepas saja, kalau mau enak antara 5 persen-7 persen, ya ambil 7 persen lah. Tapi kan bukan itu yang mau dicapai," kata dia.

Selain itu, lanjut Enggar, dengan target yang lebih tinggi ini, ekspor diharapkan bisa berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

"Seperti yang disampaikan Presiden ada dua hal investasi dan ekspor. Tidak mungkin kita hanya business as usual kalau mau capai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," tandas dia.

Tonton Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tak Ada Izin Impor Jeruk Mandarin buat Imlek, Ini Kata Mendag

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyatakan impor jeruk mandarin tidak masuk dalam permohonan izin impor yang diberikan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Impor jeruk jenis ini biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jeruk jelang perayaan Imlek.

Enggar menyatakan, pihaknya bukan tidak mengeluarkan izin impor jeruk mandarin. Namun, jeruk tersebut tidak masuk dalam permohonan impor yang diajukan importir.

"Bukan enggak dikeluarin, enggak masuk dalam permohonan. Ya enggak ada di dalam daftarnya," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Meski demikian, Enggar meminta masyarakat tidak khawatir. Sebab, masih ada jeruk lain yang bisa dikonsumsi saat perayaan Imlek nanti.

"(Jeruk) Kino banyak, (jeruk) Pakistan banyak, (jeruk) Pontianak banyak, (jeruk) Garut banyak," tandasÂ