Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) berharap integrasi tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) bisa terealisasi pada kuartal I-2018. Dengan demikian, diharapkan bisa menekan tingkat kepadatan kendaraan di tol tersebut, khususnya di gerbang-gerbang pembayaran antarruas di dalam JORR.
Direktur Operasional II Jasa Marga, Subekti Syukur mengatakan, selama ini JORR memiliki sejumlah ruas tol yang dikelola oleh badan usaha jalan tol (BUJT) yang berbeda. Padahal agar tidak ada hambatan di gerbang tol masing-masing ruas yang menyebabkan kemacetan, JORR harus dibuat terintegrasi.
Advertisement
Baca Juga
"Harusnya seperti tol dalam kota, JORR lingkar luar ujungnya sampai Ciawi, Cikupa, Cikopo harusnya sistem satu pentarifan. Kayak seperti radial Jagorawi, radial Tangerang kan sudah," ujar dia di Jakarta, Jumat (9/2/2018).
Dengan adanya integrasi tersebut, lanjut dia, maka akan ada skema satu tarif dan dihilangkannya gerbang tol Kayu Besar dan Meruya. Hal ini diharapkan bisa menghilangkan antrean kendaraan di kedua gerbang tol tersebut.
"Jadi (penyesuaian tarif) akan bersamaan dengan intergrasi JORR tarif barunya, dengan dihilangkannya barrier Kayu Besar dan Meruya," kata dia.
Menurut Subekti, berdasarkan pengalaman integrasi pada tol Tangerang dan Jagorawi, kepadatan kendaraan di kedua tol tersebut menurun hingga 25 persen. Hal ini juga diharapkan bisa terjadi pasca intergrasi JORR.
"Pasti turun antara 15 persen-25 persen, untuk jarak-jarak dekat. Berdasarkan historikal untuk Tangerang dan Jagorawi, jarak-jarak dekat biasanya turun 15 persen-25 persen. Nah kita harapkan yang turun ini pindah ke angkutan umum supaya tol-nya tetap lancar," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Segera Terintegrasi, Tarif Tol JORR Bakal Naik
Pemerintah berencana menyesuaikan tarif tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Namun kenaikan tarif tersebut akan dilakukan bersamaan dengan integrasi ruas tol sepanjang 64 kilometer (km) tersebut.
AVP Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru mengatakan, saat ini masing-masing bagian dari JORR dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol yang berbeda.
Selain milik Jasa Marga, ada pula bagian ruas JORR yang dikelola PT Hutama Karya (HK), PT Jakarta Lingkar Baratsat (JLB) dan PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ).
"Jadi JORR S punyanya HK, JORR W1 itu JLB, JORR W2 itu MLJ dan Jasa Marga itu Pondok Ranji-Ulujami dan JORR E1, E2, E3. Jadi ada empat BUJT," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, pada 29 Januari 2018.Â
Menurut dia, integrasi tersebut akan dilakukan dengan menghilangkan gerbang tol Kayu Besar dan Meruya. Sedangkan untuk penyesuaian tarifnya dihitung berdasarkan rata-rata panjang perjalanan dan inflasi.
"Jadi (penyesuaian tarif) akan bersamaan dengan integrasi JORR tarif barunya, dengan dihilangkannya barrier Kayu Besar dan Meruya. Jadi empat itu akan keluar angka baru itu merupakan tarif baru JORR yang integrasi yang berdasarkan panjang perjalanan rata-rata pengguna jalan di tol JORR dan sudah mengakomodasi inflasi dalam dua tahun terakhir," jelas dia.
Menurut Heru, saat ini empat BUJT tengah melakukan perhitungan soal tarif baru JORR setelah nantinya terintegrasi.
Dia berharap, integrasi dan penyesuaian tarifnya bisa dilakukan dalam waktu dekat.‎‎ "Kami empat BUJT dalam proses integrasi seperti menyepakati tarif integrasi. Targetnya dalam waktu dekat," tandas dia.
Advertisement