Liputan6.com, Mojokerto Sebanyak 10.101 rumah tangga di Mojokerto, Jawa Timur, kini bisa menikmati Jaringan Distribusi Gas Bumi (Jargas). Pipanisasi bertenaga alam tersebut diresmikan langsung Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di Kantor Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto, Jumat (9/2/2018).
Jumlah itu, masing-masing terbagi di wilayah Kota Mojokerto sebanyak 5.000 SR (saluran rumah tangga) dan 5.101 SR di Kabupaten Mojokerto, dengan pembiayaan total sekitar Rp 86 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Baca Juga
"Pemerintah berusaha supaya semua sumber daya alam yang dimiliki bangsa dan negara ini, bisa digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Salah satu programnya adalah jargas di wilayah atau di daerah dimana sambungan gas atau sumber gasnya tersedia," tutur Jonan.
Advertisement
Dia menjelaskan, jargas di Kabupaten dan Kota Mojokerto dibangun karena berdekatan dengan dua sumur gas yang signifikan yang dioperasikan CNOOC Madura Limited dan Kangean Energy Indonesia.
Dengan program ini, ketergantungan terhadap elpiji yang sebagian besar diimport oleh pemerintah, bisa dikurangi.
"Dalam setahun, kebutuhan kita 6,5 juta ton, 4,5 juta diantaranya masih impor. Produksi gas bumi kita 1,2 juta setara barel oil per hari, tapi jenis yang dihasilkan bukan C3 dan C4 yang bisa dibuat elpiji,” katanya.
Hingga penggunanan APBN 2017, pembangunan pipanisasi gas alam ini sudah mencapai 235.925 SR di 15 Provinsi yang tersebar di 31 Kabupaten/Kota di Indonesia.
Sedangkan untuk tahun 2018, pemerintah menugaskan Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT Pertamina untuk membangun serta mengembangkan jargas di 16 wilayah.
“Untuk tahun 2018 ini, tidak ada penambahan jargas di Mojokerto, namun mengingat jumlah penduduk yang cukup padat, semoga tahun 2019 nanti kita bisa menambah 10 ribu-11 ribu SR,” ucap Jonan.
Tinjau Langsung
Selain meresmikan, mantan Menteri Perhubungan RI ini juga meninjau langung penggunaan jargas di dapur-dapur rumah warga. Dia berpesan agar merawat instalasi meter gas yang sudah terpasang.
“Tekanannya sudah diatur menjadi 0,02 bar. Jika dirawat dengan benar, jargas ini bisa bertahan sampai 30 tahun,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang warga, Eni Susanti (36) mengaku sangat terbantu dengan dipasangnya pipanisasi gas di lingkungan rumah ini. "Enak pakai ini, langsung ceklek aja," katanya sambal tersenyum.
Eni mengaku, pemakaian gas bumi ini membuat pengeluaran biaya lebih hemat jika dibandingkan dengan pemakaian elpiji.
"Jadi, saya kan terima katering. Kalau satu bulan pakai tabung elpiji tiga kilogram, itu bisa habis sampai 15 tabung. Padahal satu tabung harganya sudah Rp 17 ribu sendiri. Beda lagi dengan gas ini, satu bulan saja saya hanya bayar kurang dari Rp 30 ribu,“ ujar Eni.
Advertisement