Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menargetkan pembiayaan perumahan mengalami peningkatan di 2018 ini. Target tersebut sekaligus untuk mendukung program 1 juta rumah yang dicanangkan pemerintah.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, BTN menargetkan pembiayaan perumahan sebanyak 750 ribu unit sepanjang 2018. Angka tersebut terbagi dalam dua kategori, yaitu KPR subsidi dan nonsubsidi.
"Untuk KPR subsidi tahun ini BTNmenargetkan mampu membiayai 536.868 unit, sedangkan yang nonsubsidi 213.132 unit," kata Maryono di kantornya, Selasa (13/2/2018).
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, pada Januari hingga Desember 2017, BTN telah memberikan dukungan pembiayaan perumahan untuk 667.312 unit rumah. Realisasi tersebut mencapai 100,2 persen dari target perseroan yang sebesar 666 ribu unit.
Dukungan BTN tersebut terdiri atas penyaluran kredit perumahan subsidi untuk 481.329 unit rumah atau setara Rp 34,16 triliun dari target 504.122 unit dan kredit perumahan nonsubsidi untuk 185.983 unit rumah senilai Rp 37,37 triliun dari target 161.878 unit.
"Untuk yang pembiayaan KPR subsidi itu sedikit di bawah target karena konstruksi perumahan itu agak mundur di musim hujan ini, sehingga penyelesaiannya di akhir tahun. Sementara anggaran itu tutup 25 Desember. Sebetulnya stok ada cuma untuk menjadi KPR itu buuh 1-2 bulan," tambah Maryono.
Penyaluran Kredit
Dari laporan kinerja BTN sepanjang 2017, di segmen kredit perumahan, kredit pemilikan rumah (KPR) emiten bersandi saham BBTN ini pun terkerek naik sebesar 23,26 persen yoy dari Rp 117,3 triliun pada triwulan akhir 2016 menjadi Rp 144,58 triliun di periode yang sama tahun berikutnya.
"Kenaikan tersebut juga terpantau berada di atas rata-rata industri perbankan. Bank sentral merekam, hingga akhir 2017, pertumbuhan KPR dan KPA industri perbankan nasional hanya sebesar 11,4 persen yoy," tambah Maryono.
Dengan penyaluran tersebut, Bank BTN juga tercatat masih menguasai pasar KPR di Indonesia dengan pangsa sebesar 36,3 persen. Kemudian, di segmen KPR subsidi, BTN menjadi pemimpin pasar dengan pangsa sebesar 95,42 persen.
Maryono menambahkan, KPR Subsidi mencatatkan laju pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 32,45 persen yoy dari Rp56,83 triliun menjadi Rp75,27 triliun pada Desember 2017.
KPR nonsubsidi pun tercatat naik 14,62 persen yoy menjadi Rp 69,3 triliun pada akhir 2017 dari Rp 60,46 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Advertisement
Laba Bersih BTN
BTN mencatatkan laba bersih Rp 3,02 triliun pada 2017. Perolehan laba bersih tersebut tercatat naik 15,59 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp 2,61 triliun pada akhir 2016.
Capaian laba bersih tersebut ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan BTN yang naik 21,01 persen yoy dari Rp 164,44 triliun pada Desember 2016 menjadi Rp 198,99 triliun pada Desember 2017.
Pertumbuhan kredit tersebut tercatat berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Data Bank Indonesia menunjukkan per Desember 2017, kredit perbankan nasional hanya tumbuh di level 8,2 persen secara yoy.
Maryono mengatakan, perseroan terus berupaya melakukan transformasi dan inovasi dalam menjalankan bisnis, terutama dalam rangka menyukseskan Program Satu Juta Rumah. Tujuannya, yakni untuk menjangkau semakin banyak masyarakat Indonesia memiliki hunian yang terjangkau.
"Dengan berbagai transformasi dan inovasi dalam rangka mendukung Program Satu Juta Rumah, BTN sukses mencetak laba bersih senilai Rp 3,02 triliun dan penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 21,01 persen atau di atas rata-rata industri perbankan nasional," tutur Maryono.