Sukses

Dokumen Tak Lengkap, Beras Impor Vietnam Telantar di Cilegon

Kapal pengangkut 6 ribu ton beras impor asal Vietnam belum bisa bongkar muat lantaran masih terkendala dokumen.

Liputan6.com, Cilegon - Kapal pengangkut 6 ribu ton beras impor asal Vietnam masih terombang-ambing di tengah laut. Lantaran, dokumen impornya belum juga sampai ke Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean (TMP) Merak.

Kapal bernama MV. VINH HUNG ini telah datang sejak Minggu, 11 Februari 2018 dengan agen pengangkut bernama PT Buana Indah. Kapal pengangkut beras impor itu rencananya akan melakukan bongkar muat di Pelabuhan Indah Kiat, Kota Cilegon.

"Kapalnya memang sudah sampai, hanya ada satu ya kapal dari Vietnam. Belum bisa kami izinkan lakukan pembongkaran selama dokumen pemberitahuan impor, dan persetujuan pengeluaran barang belum kita terima," kata Kepala KPBBC TMP Merak, Restu Nugroho, di Kota Cilegon, Selasa (13/02/2018).

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Siti Kuwati, sebelumnya mengatakan, dari 57 ribu ton, sebanyak 6 ribu ton beras impor masuk melalui Pelabuhan Merak, sebanyak 41 ribu ton melalui Pelabuhan Tanjung Priok, dan 10 ribu ton lewat Pelabuhan Tenau, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

"Hari ini (kemarin) yang sudah bongkar beras impor di Pelabuhan Tenau 10 ribu ton. Ini dari Vietnam. Yang Merak dan Priok sedang pengurusan dokumen. Kami sedang urus dokumen-dokumen impornya, ada bill of landing, surveyor, dokumen asuransi. Jadi, harus lengkap dulu, clear, tidak serta-merta datang bisa langsung dibongkar‎," tegas Siti.

Tonton Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Harga Beras Masih Tinggi pada Awal Pekan

Harga beras pada pekan ini terbilang masih tinggi. Ini ditunjukkan dari harga beras di salah satu pasar di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.

Untuk beras jenis medium saja, harganya Rp 11 ribu per liter. Harga beras tersebut naik Rp 2.000 dari pekan lalu di kisaran Rp 9.000 per liter. Pedagang kebutuhan pokok, Tono (27), menuturkan kenaikan harga beras ini disebabkan oleh musim hujan. "Iya, lagi musim hujan Mas, jadi semua apa-apa naik sekarang," ujar Tono, yang berdagang di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.

Sementara itu, pedagang lainnya Ali (25) menuturkan, kenaikan harga beras saat ini dipicu oleh gagal panen. Hal itu disebabkan oleh curah hujan yang tinggi. "Iya, karena gagal panen Mas, beras sekarang pada naik," tutur Ali pada 12 Februari 2018. 

Saat ditanya mengenai harga beras yang naik saat ini, Ali menginginkan harga beras kembali normal. Dengan begitu, pelanggan dapat harga beras lebih terjangkau.

"Ya inginnya turun Mas, beras kebutuhan pokok," kata Ali.

Bila melihat data perkembangan harga rata-rata beras grosir di pasar induk beras Cipinang pada 12 Februari 2018 antara lain IR-64 I senilai Rp 12.200, IR-64 II senilai Rp 11.675, IR-64 III senilai Rp 8.500, dan IR-42 sebesar Rp 12.575.

Selain itu, beras Cianjur Kepala sebesar Rp 15.600, Cianjur Slyp sebesar Rp 14.875, Setra sebesar Rp 13.825, Saigon sebesar Rp 13.050. Kemudian beras Muncul I senilai Rp 13.675, Muncul II senilai Rp 12.250, dan Muncul III sebesar Rp 11.825.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Siti Kuwati menyatakan pada Minggu, 11 Februari 2018 kemarin beras impor Vietnam dan Thailand datang di pelabuhan Tanjung Priok dan NTT.

Hal ini merupakan upaya pemerintah dalam meredam kenaikan harga beras di pasar serta memperkuat cadangan beras nasional demi stabilisasi harga beras di masyarakat.