Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kematiriman Rizal Ramli mengunjungi kawasan Glodok, Jakarta Barat, Kamis (15/2/2018). Ekonom senior ini tak gentar meskipun cuaca tak bersahabat karena hujan deras dan beberapa lokasi tergenang.Â
Tepatnya di Gang Gloria, Rizal menggulung celana bahan hitam yang dipakainya. Ia menembus lorong yang tergenang air. Dalam kunjungan tersebut, ia menyempatkan diri untuk berdialog dengan beberapa pedagang.Â
Rizal Ramlibercerita, dalam dialog tersebut banyak pedagang kaki lima (PKL) yang gelisah dengan situasi ekonomi negara.
Advertisement
Baca Juga
"Mereka (PKL) gelisah karena ekonomi enggak sebagus dulu, mereka ingin perbaikan,"Â tukasnya di Glodok, Jakarta, Kamis (15/2/2018).
Menurut Rizal Ramli, pemerintah punya kesempatan untuk melakukan perbaikan ekonomi agar ke depannya tidak menjadi semakin buruk. Apa yang telah dilakukan pemerintah saat ini adalah pengetatan anggaran sehingga ekonomi justru melambat.
Ada baiknya jika pengetatan anggaran tersebut dikurangi sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.Â
Namun, apa yang dikatakan oleh Rizal Ramli ini berkebalikan dengan Dana Moneter Internasional (International Moneter Fund/IMF).
Lembaga keuangan dunia tersebut menilai ekonomi Indonesia terus menunjukkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil 5,07 persen di tahun lalu, sekaligus kondisi makroekonomi yang terjaga, sehingga risiko sistemik dapat terkendali.
Â
Â
Kata IMF
Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo menyampaikan bahwa IMF mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam Laporan Konsultasi Artikel IV untuk Indonesia 2017, atau Indonesia: 2017 Article IV Consultation, yang telah dibahas dalam pertemuan Dewan Direktur (Executive Board) IMF di Washington D.C. pada 10 Januari 2018.
"IMF dalam asesmennya terhadap Indonesia menyatakan bahwa saat ini Indonesia berada pada posisi yang baik dalam mengatasi berbagai tantangan socio-economy," kata Agus.Â
Lebih lanjut mantan Menteri Keuangan itu mengatakan, IMF memperkirakan bahwa dengan skenario reformasi fiskal dan reformasi lainnya pertumbuhan potensial Indonesia dapat mencapai 6,5 persen di jangka menengah atau tahun 2022.Â
Dikatakan Agus, para Direktur Eksekutif IMF dalam pertemuan tersebut memuji perekonomian Indonesia dan menyambut baik fokus bauran kebijakan jangka pendek otoritas yang ditujukan untuk mendukung pertumbuhan sekaligus menjaga stabilitas.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement