Sukses

RI Incar Daya Saing Infrastruktur Naik Jadi Posisi 40

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menargetkan, indeks daya saing infrastruktur naik peringkat ke posisi 40 pada 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Data Global Competitiveness Index 2017 menunjukkan, indeks daya saing infrastruktur Indonesia pada 2017-2018 berhasil bertengger di urutan ke-52. Meskipun meningkat, pemerintah menargetkan untuk bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi lagi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pemerintah masih akan terus menggenjot proyek pembangunan agar indeks infrastruktur negara pada 2018-2019 bisa terus meningkat.

"Target kita, minimal pada 2019 menjadi peringkat 40," ucap dia kepada Liputan6.com di kantornya, Jakarta, Senin (19/2/2018).

Ketika ditanya kepastian apakah target tersebut realistis tercapai, dirinya hanya menunggu data terbaru dari World Economic Forum (WEF) dirilis.

Sebelumnya, Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) sudah menghabiskan dana Rp 985,2 triliun untuk membangun infrastruktur selama tiga tahun terakhir (2015-2017). Hasilnya, indeks daya saing infrastruktur Indonesia periode 2017-2018 berhasil naik ke urutan 52.

Peringkat tersebut menanjak 10 peringkat dari posisi sebelumnya di periode 2015-2016 yang masih berada di posisi 62. Jika dibandingkan periode 2016-2017 yang di urutan 60, indeks daya saing infrastruktur Indonesia 2017-2018 mencatatkan kenaikan delapan peringkat.

Kenaikan peringkat tersebut juga berhasil mendorong indeks daya saing global Indonesia di kancah dunia. Pada periode 2017-2018, indeks daya saing global Indonesia lompat lima peringkat ke posisi 36 dari sebelumnya 41 di periode 2016-2017. Sementara di periode 2015-2016, ada di ranking 37.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Bangun Infrastruktur Pacu Daya Saing RI di Kancah Global

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah bukan hanya bertujuan untuk menggerakkan ekonomi di dalam negeri. Pembangunan ini juga ditujukan untuk mendorong daya saing Indonesia di kancah global.

Jokowi mengungkapkan, saat ini ada dua hal yang menjadi fokus pemerintah, yaitu mendorong investasi di bidang infrastruktur dan investasi di bidang sumber daya manusia (SDM).

"Ada dua hal besar yang ingin saya sampaikan dan akan kita kerjakan, yaitu investasi di bidang infrastruktur dan investasi di bidang sumber daya manusia," ujar dia di Balairung Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Jumat 2 Februari 2018.

Di bidang infrastruktur, lanjut dia, pemerintah telah bangun infrastruktur ‎dalam berbagai hal, mulai dari jalan hingga penyediaan listrik bagi masyarakat di daerah-daerah terpencil.‎ Menurut Jokowi, hal ini dilakukan bukan hanya semata untuk mendorong perekonomian masyarakat, tetapi mengangkat daya saing Indonesia di dunia internasional.

"Membangun jalan, jembatan, tol laut, pelabuhan, bandar udara, waduk termasuk listrik di pelosok negeri adalah sebuah permulaan. Selain untuk menopang ekonomi nasional, juga untuk memenangkan kompetisi global, memenangkan persaingan global," jelas dia.

Jokowi mencontohkan, pembangunan jalan Trans Papua yang saat ini masih berlangsung akan membuka akses bagi masyarakat di pelosok Papua ke wilayah lain. Dengan diharapkan bisa menciptakan keadilan sosial bagi masyarakat di timur Indonesia tersebut.

Pembangunan infrastruktur juga mempersatukan Indonesia, untuk membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia‎. "Coba kita lihat bagaimana infra yang ada di Papua. Jalan seperti ini. Dan pemerataan kalau kita bandingkan dengan infra di Jawa, Sumatera dan wilayah lain. Ini mencapai 200 km saja menempuh dua hari. Satu hari dua malam. Karena keadaan infra yang seperti ini. Oleh sebab itu, yang namanya Trans Papua. Ini untuk membuka isolasi, kawasan-kawasan terpencil yang ada di Papua," kata dia.

 

Â