Sukses

Krisis Ekonomi, Perusahaan Venezuela Tawarkan Telur buat Bonus Pegawai

Ide ini muncul setelah perusahaan tersebut melihat banyak warga Venezuela yang lebih memilih mendapat makanan sebagai bayaran setelah bekerja.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah perusahaan keamanan asal Venezuela terus mencari cara agar bisa bertahan di tengah gempuran krisis ekonomi yang makin parah. Alhasil, demi menarik pegawai agar tetap mau bekerja di sana, perusahaan itu pun menawarkan bonus tambahan. Uniknya, bonus tersebut diberikan dalam bentuk beberapa lusin telur ayam.

Dilaporkan Aljazeera, Selasa (20/2/2018), perusahaan keamanan Atlas Security yang bermarkas di kota Zulia, Venezuela akan memberikan bonus bagi pegawai yang mampu bekerja profesional dan memperlihatkan penampilan yang baik. Meski pihak perusahaan hanya mampu memberikan gaji sebesar US$ 10 atau Rp 130 ribu perbulannya, mereka akan memberikan bonus tambahan yakni 144 butir telur.

Ide ini muncul setelah perusahaan tersebut melihat banyak warga Venezuela yang lebih memilih mendapat makanan sebagai bayaran setelah bekerja. Setiap minggunya, ada beberapa butir telur yang siap diberikan pada pegawai. Jika disejajarkan dengan harga barang pokok di pasar Venezuela sekarang, sebutir telur ini sama harganya dengan US$ 2 atau Rp 36 ribu.

"Banyak orang mengeluh dengan gaji sedikit yang mereka dapatkan. Itulah mengapa kami sekarang melakukan ini," kata Manajer HRD Atlas Security Cindy Fuenmayor.

"Setelah kami mengumumkan hal ini, pegawai menjadi lebih bersemangat. Bahkan, ada orang yang mengirim lamaran untuk bekerja di sini," tambah Cindy.

Insentif seperti makanan dan uang transportasi jadi kebutuhan vital yang banyak dicari oleh warga Venezuela. Penduduk di negara yang tengah mengalami hiperinflasi ini kesulitan untuk bisa mencari makanan dan tempat tinggal untuk bisa hidup dengan layak.

Venezuela harus masuk dalam lubang resesi mendalam sejak tahun 2014. Hal ini diakibatkan dari penurunan harga minyak dunia dan kebijakan yang salah dari pemerintah.

Krisis di Venezuela terus memburuk pada tahun lalu. Sebuah studi oleh badan amal Katolik Caritas di daerah miskin Venezuela menemukan fakta bahwa persentase anak-anak di bawah lima tahun yang kekurangan gizi telah melonjak menjadi 71 persen pada Desember 2017.