Sukses

Kesuksesan Bisnis Tak Dipengaruhi Jumlah Pengikut di Medsos

Seorang pebisnis seharusnya bisa lebih fokus untuk mengembangkan produk yang ia miliki.

Liputan6.com, Jakarta Di era yang sudah serba digital, media sosial (medsos) jadi salah satu platform yang sering dimanfaatkan pebisnis untuk memperluas keterjangkauan pasar dalam memasarkan produknya.

Tidak hanya itu, banyak juga perusahaan dan merek ternama yang juga memperkuat keberadaannya di dunia digital lewat berbagai platform media sosial.

Itulah mengapa, jumlah followers atau pengikut di media sosial jadi faktor yang sering diperhitungkan oleh pelaku bisnis. Menurut mereka, semakin banyak pengikutnya di media sosial maka semakin sukses pula bisnis yang dijalani.

Tapi ternyata, hal ini tidaklah sepenuhnya benar. Anggota DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Bidang Ekonomi Kreatif PDI Perjuangan mengatakan, jumlah pengikut di media sosial bukan satu-satunya faktor yang bisa berkontribusi pada kesuksesan bisnis.

Ia mengatakan, pengikut di media sosial yang banyak memang dapat membuat produk yang dijual bisa dikenal orang lebih luas. Namun, seorang pebisnis seharusnya bisa lebih fokus untuk mengembangkan produk yang ia miliki.

"Sekarang kan misalnya seseorang punya followers banyak kan jatuhnya barang dia sebenarnya bisa diketahui orang lebih baik. Tapi yang terpenting itu adalah produknya sendiri, produk ini bisa dijual apa tidak. Kalau produknya bagus pasti akan ada yang beli," kata Yuke di acara Bisnis Cerdas Milenial di Era Digital di Jakarta, Sabtu (24/2/2018)

"Jadi fokusnya lebih baik mengembangkan produk, kita harus punya nilai tambah nilai tambah lain dalam produk yang dijual," tambah dia lagi.

 

Senada dengan Yuke, Founder Elven Digital Laksmana Mustika juga mengungkap hal yang sama. Pria ini mengatakan, banyak bisnis yang masih bisa berjalan dan sukses tanpa memiliki jumlah pengikut media sosial yang banyak.

"Karena itu hanya satu dari banyak faktor yang bisa memengaruhi jalannya sebuah bisnis. Banyak klien saya yang tidak menggunakan Instagram tapi bisnisnya tetap jalan, terutama yang B2B," ungkap Laksmana.

Lebih lanjut, ia mengatakan, ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan pemilik bisnis untuk memasarkan produknya, seperti dengan penjualan langsung (direct marketing) dan pemasaran offline. Jika cara-cara lain dilakukan, katanya, efek penjualan yang didapat bisa lebih besar.

"Banyak bisnis yang di digital followers-nya enggak banyak, tapi dia tetep terkenal. Bisa jadi karena dia juga kuatin teknik pemasaran yang lain," pungkas Laksmana.