Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) fokus membangun infrastruktur air bersih dan sanitasi. Tujuannya untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR, Danis H. Sumadilaga mengungkapkan, meski sebagian besar lahan berupa rawa dengan pasang surut tinggi, namun Kabupaten Asmat memiliki curah hujan sangat tinggi dan sungai yang bisa menjadi sumber air baku.
“Kami berupaya agar ketersediaan air cukup, karena kita programkan penampungan air baku baik dari sungai dan air hujan karena di sini curah hujannya tinggi. Setelah ada air bakunya, diolah melalui Instalasi Pengolahan Air (IPA). IPA yang ada sudah kita perbaiki dan akan dibangun IPA baru dan pemasangan pipa distribusi,” kata Danis dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (25/2/2018).
Advertisement
Di Distrik Agats sebagai ibukota Kabupaten Asmat terdapat instalasi pengolahan air dengan kapasitas 10 liter per detik. Kapasitas tersebut masih kurang karena hanya bisa memenuhi sepertiga penduduk Agats yang berjumlah sekitar 30 ribu jiwa dan air yang dihasilkan masih berwarna coklat. Untuk itu, IPA baru akan dilengkapi teknologi agar air yang dihasilkan tidak lagi berwarna coklat.
Kementerian PUPR telah memperbaiki sumur bor dan perbaikan IPA yang ada berupa penggantian pompa transmisi distribusi, pengecatan IPA, dan perbaikan panel listrik. Selain itu telah dilakukan pemasangan lima Hidran Umum (HU) yakni di Kantor Bupati, rumah sakit umum daerah, aula, Masjid An Nur, dan Kantor Dinas Pendidikan. Distrik Agats merupakan salah satu distrik yang mengalami kejadian luar biasa (KLB) Campak dan Gizi Buruk, beberapa waktu lalu.
Pembangunan IPA dan sanitasi dilakukan melalui program penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas). Pada setiap distrik di Kabupaten Asmat paling tidak ada tiga desa yang menjadi lokasi Pamsimas dengan kapasitas IPA, yakni 1 liter per detik yang bisa untuk memenuhi kebutuhan 500 orang.
Untuk sanitasi, tambah Danis karena merupakan daerah rawa penggunaan septik tank akan menggunakan model yang berbeda dengan septik tank pada wilayah tanah keras. Untuk program infrastruktur air bersih dan sanitasi ditargetkan selesai 2018.
“Kementerian PUPR melalui Balitbang menyiapkan teknologi sanitasi yang cocok dengan kondisi daerah rawa, tahan lama, dan pemeliharaannya mudah,” jelasnya.
Sementara itu, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto mengatakan akan dilakukan perbaikan jalan lingkungan berupa jalan panggung yang sudah lapuk menggunakan semen karena semakin sulitnya mendapatkan kayu di daerah tersebut. Sementara untuk melintasi sungai besar akan dibangun tiga jembatan gantung.
Kementerian PUPR juga memiliki program bantuan stimulan rumah swadaya bagi 1.000 unit rumah sehingga menjadi rumah yang layak huni dan membangun rumah khusus di Kampung Syuru, Distrik Agats sebanyak 150 Unit.
Tonton Video Pilihan di Bawah Ini:
Infrastruktur Jalan Terbatas, Warga Asmat Pilih Motor Listrik
PT PLN (Persero) Area Timika, Papua telah menyediakan Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di ruang terbuka. Fasilitas tersebut dimanfaatkan masyarakat, termasuk warga Asmat untuk mengisi energi sepeda motor listrik.
Manajer Area PLN Timika, Salmon Kareth mengatakan, seperti di wilayah Indonesia lainnya, di Asmat, PLN telah menyediakan dua unit SPLU. Fasilitas ini terletak di halaman Kantor Bupati dan dermaga pelabuhan di wilayah tersebut.
"Sudah ada dua SPLU di Asmat, kami sudah pasang lama sebelum kejadian ini (wabah campak dan gizi buruk)," kata Salmon di Kantor PLN Area Timika, Papua, pada 2 Februari 2018.
Menurut Salmon, masyarakat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk mengisi energi sepeda listrik. Masyarakat Asmat menggunakan sepeda motor listrik untuk mendukung kegiatan sehari-hari. Bahkan kendaraan operasional PLN di wilayah tersebut juga menggunakan motor listrik.
"Di sana sudah pakai motor listrik. Kendaraan operasional kami juga pakai listrik," tuturnya.
Salmon mengungkapkan, motor listrik merupakan alat transportasi yang paling cocok digunakan di Asmat. Pasalnya, infrastruktur jalan di wilayah tersebut masih terbatas, lebarnya kurang dari dua meter.
"Jalan di sana kurang lebar, sehingga masyarakat di sana memilih menggunakan sepeda motor listrik. Bupati pun kendaraan dinasnya motor listrik," tutup Salmon.
Advertisement