Liputan6.com, Jakarta - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menargetkan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor ekonomi kreatif mencapai lebih dari Rp 1.000 triliun pada 2018. Angka itu naik dari jumlah PDB pada 2016, yang sebesar Rp 922,58 triliun.
Kepala Bekraf, Triawan Munaf mengungkapkan, sokongan sektor ekonomi kreatif akan terus tumbuh dan berkembang pada tahun ini, dengan target kontribusi mencapai lebih dari Rp 1.000 triliun.
Advertisement
Baca Juga
Jumlah itu naik signifikan dari sebelumnya Rp 852,56 triliun di 2015. Kontribusi Bekraf terhadap PDB naik dari 7,38 persen menjadi 7,44 persen.
"Gagasan kreatif tidak akan pernah habis, sehingga diharapkan dapat menggantikan sumber daya alam (SDA) menjadi tulang punggung perekonomian nasional," ungkapnya di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN), Jakarta, Senin (26/2/2018).
Selama tiga tahun, Bekraf telah melakukan berbagai macam program untuk meningkatkan PDB. Tahun ini, Bekraf telah menyusun kegiatan yang mendukung pengembangan ekosistem ekonomi kreatif, seperti Coding Mum, Bekraf Animation Conference (Beacon), Bekraf Creative Labs, Inovatif, dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON), Creative Training and Education (Create), Bekraf Festival, dan Orbit.
Kemudahan akses permodalan pelaku ekonomi kreatif diberikan melalui Dana Ekonomi Kreatif (Dekraf), Kredit Usaha Rakyat Ekonomi Kreatif (Kurekraf), IP Financing, optimalisasi crowdfunding, hingga mengadakan forum bagi investor dan filantropi ekonomi kreatif.
"Bekraf konsen melindungi produk kreatif karya anak bangsa lewat bantuan pendaftaran hak kekayaan intelektual. Selain itu, kita juga berikan dukungan sertifikasi dan pelatihan untuk meningkatkan daya saing pelaku," ujar Triawan.
Tonton Video Pilihan di Bawah Ini:
3 Tahun Jokowi-JK, Ribuan Bioskop Terbangun di Berbagai Daerah RI
Peningkatan kualitas dan penataan industri kreatif menjadi salah satu konsentrasi Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) sejak awal. Untuk mendorongnya, Pemerintah pun membentuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Kepala Bekraf Triawan Munaf mengatakan, selama tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK salah satu wujud perhatian pemerintah di sektor ini adalah banyak dibangunnya fasilitas-fasilitas pertunjukan seperti salah satunya bioskop.
Triawan mengatakan, beberapa tahun lalu, sulit berkembangnya industri perfilman nasional tidak terlepas dari minimnya fasilitas seperti bioskop di Indonesia. Saat ini terbukti sudah lebih dari 1.200 bioskop yang terbangun di beberapa kota di Indonesia.
"Ini bentuk keberpihakan pemerintah yang diawalinya dengan dikeluarkannya investasi bioskop ini dari Daftar Negatif Investasi, jadi kini sudah bisa dibangun oleh asing. Dengan begitu, kita harapkan akan semakin banyak lagi," papar Triawan di Kantor Kepala Staf Kepresidenan, Jakarta, pada 17 Oktober 2017.
Alhasil, banyaknya bioskop ini mulai menggairahkan industri perfilman nasional. Triawan mencatat, jumlah produksi film mengalami kenaikan 30 persen dari beberapa tahun lalu. Pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibanding pertumbuhan film luar negeri yang masuk ke Indonesia.
Tidak hanya itu, berbagai rumah produksi juga mulai bekerja sama dengan rumah produksi asing dalam rangka meningkatkan kualitas produk perfilman nasional.
Triawan mengungkapkan semakin banyaknya film yang diproduksi, juga mampu membantu peningkatam wisata di Indonesia. Disebutnya seperti film Laskar Pelangi dan Ada Apa Dengan Cinta 2.
"Laskar Pelangi itu menjadikan Bangka Belitung sekarang banyak dikunjungi wisatawan, begitu juga Yogyakarta yang jadi lokasi film Ada Apa Dengan Cinta 2," tambah Triawan.
Triawan mentargetkan industri kreatif akan terus berkembang ke depannya dengan melibatkan anak-anak muda yang kreatif.
Khusus untuk bioskop, Triawan tidak membatasi jumlah pembangunannya. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 250 juta jiwa, jumlah biskop saat ini masih sangat kurang.
Advertisement