Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) ditugaskan pemerintah untuk mengelola delapan blok minyak dan gas bumi (migas) yang habis masa kontraknya (terminasi) tahun ini.
Berbagai persiapan telah dilakukan perusahaan migas pelat merah tersebut, termasuk mengajukan sejumlah proposal yang kini masih menunggu persetujuan pihak Kementerian ESDM.
Pengelolaan blok terminasi bakal membuat Pertamina mengeluarkan investasi yang tidak sedikit. Lantas mampukah Pertamina menjalankan hal tersebut?
Advertisement
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Wisnu Prabowo Taher mengatakan, ia optimistis Pertamina mampu mengelola blok-blok migas habis kontrak. Berdasarkan data faktual, delapan blok migas tersebut memiliki potensi yang baik dalam segi offshore maupun onshore.
"Kalau bicara kemampuan saya pikir Pertamina mampu," kata Wisnu dalam acara diskusi di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (26/2/2018).
Wisnu juga menyoroti pengelolaan Blok Mahakam yang sedang dilakukan Pertamina. SKK Migas bakal melihat bagaimana performa Pertamina dalam mengelola blok tersebut dalam beberapa tahun mendatang.
"Pertamina juga sedang kelola blok mahakam. Ini kita tunggu performa seperti apa. Ini baru bisa kita ukur 1-2 tahun mendatang," kata Wisnu.
Lebih lanjut Wisnu mengatakan, pihaknya akan terus memberikan perhatian khusus pada Pertamina dengan mendorong percepatan perizinan hingga menugaskan analis senior SKK Migas.
Kenaikan harga minyak saat ini dinilai bisa turut mendongkrak eksplorasi migas sehingga target lifting di APBN 2018 bisa tercapai.
"Dengan tambahan delapan WK (Wilayah Kerja) ini akan menjadi chance (peluang) tersendiri bagi Pertamina, dan komitmen kita untuk Pertamina agar bisa menjadi lebih baik," kata dia.
Sebagai informasi, delapan blok terminasi yang akan diserahkan ke Pertamina adalah Blok Tuban, Blok Attaka, Blok South East Sumatera, Blok Tengah, Blok East Kalimantan, Blok North Sumatera Offshore, Blok Ogan Komering, dan Blok Sanga-Sanga.
Pertamina Diyakini Mampu Kelola Blok Terminasi
Advertisement